I.
JUDUL
PENGUKURAN
SUHU MANUSIA
II.
TUJUAN
Untuk
mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiotermal.
III.
DASAR TEORI
Makhluk homoiotermal adalah makhluk yang suhunya tidak
atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur sekitar(Tim Dosen Pembina. 2012
: 17).
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan
suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur
di hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi(nursingbegin. 2010).
Mekanisme pengaturan panas adalah menjaga adanya
keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas) dengan thermolisis (pembuang
panas). Temperatur tubuh normal sekitar 36oC. Apabila suhu tubuh
meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu tubuh dengan cara menurunkan
produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada
titik tetap(Koplewich. 2005 : 67).
Produksi panas
tergantung dari metabolisme, jadi tergantung pada proses kimia eksotermal,
misalnya kerja otot, menggigil dan lain-lain. Pembuangan panas adalah dengan
cara konduksi, radiasi, konveksi, penguapan dan sebagian melalui feses dan
urine(Tim Dosen Pembina. 2012 : 27).
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam
bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari
tubuh memiliki panjang gelombang 5-20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan
gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan kehilangan panas
paling besar pada kulit. Panas adalah energi kinetik pada gerakan molekul.
Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu
udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu
udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas(nursingbegin. 2010).
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung
kulit dengan benda-benda yang ada disekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan
panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda pada
umumnya memberi suatu dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme,
yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar dengan udara sekitar, dan sifat
isolatornya benda maka menyebabkan proses perpindahan panas secara konduksi ini
tidak dapat terjadi secara efektif dan terus-menerus(nursungbegin. 2010).
Temperatur kulit badan tidak sama disemua tempat, makin
banyak berhubungan berhubungan dengan udara luar, temperatur semakin
dipengaruhi oleh temperatur sekitar. Temperatur yang paling mendekati
temperatur tubuh yang sebenarnya adalah temperatur rektar (melalui dubur),
tetapi karena kurang praktis dan estetis, oleh karena itu, sering dikerjakan
pengukuran temperatur aksilar (ketiak) dan oral (mulut)( Tim Dosen Pembina.
2012 : 27).
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh adalah,
kecepatan metabolisme basal, rangsangan saraf simpatik, hormon pertumbuhan,
hormon tiroid, hormon kelamin, demam (peradangan), status gizi, aktivitas,
gangguang orgn dan lingkungan yang ada pada sekitar lingkungan(Guyton. 1995 :
138).
IV.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
a.
Termometer klinis
b.
Handuk atau Lap bersih
2.
Bahan
a.
Alkohol 70%
b.
Kapas steril
c.
Air es
V.
LANGKAH KERJA
a.
Pengukuran suhu mulut tidak dengan perlakuan (dibawah lidah )
b.
Pengukuran suhu mulut dengan bernafas
c. Pengukuran
suhu di bawah ketiak
d. Pengukuran pada mulut
setelah berkumur dengan es
e.
VI.
HASIL PENGAMATAN
Kel
|
Nama
probandus
|
JK
|
Umur
|
BB
|
TB
|
P1
|
P2
|
P3
|
P4
|
||
10
menit
|
5
menit
|
10
menit
|
10
menit
|
5
menit
|
10
menit
|
||||||
1
|
Yeni
Triya M.
|
P
|
18
tahun
|
56 kg
|
156 cm
|
37,4°C
|
37,4°C
|
37,5°C
|
37,4°C
|
36,8°C
|
37,3°C
|
2
|
Dini
A.
|
P
|
18
tahun
|
63 kg
|
163 cm
|
37°C
|
36,9°C
|
37,1°C
|
37°C
|
36°C
|
36,8°C
|
3
|
Febby
D
|
P
|
17
tahun
|
40,5 kg
|
150 cm
|
36,7°C
|
36,6°C
|
36,6°C
|
37°C
|
36,3°C
|
36,6°C
|
4
|
Wahyul
I.
|
P
|
17
tahun
|
51 kg
|
147 cm
|
36,6°C
|
36,3°C
|
36,8°C
|
36,9°C
|
36,3°C
|
36,7°C
|
5
|
Wahyu
S.
|
L
|
18
tahun
|
49 kg
|
169 cm
|
37°C
|
37°C
|
37°C
|
37°C
|
36,7°C
|
36,9°C
|
P1 = Mulut tidak dengan perlakuan
P2 = Mulut dengan bernafas
P3 = Pada ketiak
P4 = Setelah berkumur dengan air es
VII.
PEMBAHASAN
Praktikum kali ini berupa pengamatan
terhadap suhu tubuh makhluk homoitermal dengen berbagai perlakuan.
Pertama, yang akan dibahas yaitu dilakukan
pengukuran suhu dimulut dengan tidak
perlakuan. Dalam percobaan ini, dilakukan dengan waktu 10 menit. Rata-rata
dari percobaan pertama ini adalah 36,94°C.
Sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa suhu normal makhluk homoithermal
adalah berkisar antara 36-37oC. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pengukuran suhu tubuh
melalui mulut tidak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, karena termometer
diletakkan dibawah lidah dan mulut tertutup rapat.
Kedua, yang akan dibahas yaitu dilakukannya
pengukuran suhu mulut dengan
bernafas
( berbicara ). Pada percobaan kedua ini didapatkan
rata-rata pada selang waktu 5 menit yaitu 36,84°C sedangkan pada selang waktu
10 menit rata-ratanya 37°C .Data yang diperoleh
pada selang waktu 3 menit tidak sesuai dengan literatur (dasar teori) yang
menyatakan bahwa satu tubuh dengan perlakuan bernafas melalui mulut menunjukkan
bahwa suhu pada mulut terbuka lebih rendah dari suhu dengan mulut tertutup
karena panas dalam tubuh dikeluarkan dengan proses respirasi sehingga suhu
tubuh menurun. Hal ini terjadi karena suhu ruangan yang panas. Pada pengukuran
selang waktu 10
menit berikutnya didapat suhu rata-rata dengan perlakuan yang sama adalah 37ºC.
Pada percoban ini didapatkan kenaikan suhu tubuh karena tubuh melakukan
mekanisme adaptasi dan meningkatkan respirasi sehingga suhu tubuh kembali naik.
Percobaan
ketiga yaitu pengukuran suhu
melalui ketiak. Setelah selang waktu 10
menit, rata-rata suhu yang didapat adalah 37,06ºC.
Perbedaan data suhu oral (mulut) dengan suhu aksilar (ketiak) ini dikarenakan
pada pengukuran suhu aksilar termometer diletakkan atau diselipkan pada ketiak dan didalam baju,
sehingga tidak terjadi kontak dengan lingkungan dan suhu yang didapat lebih
akurat, selain itu juga ketiak merupakan bagian tubuh yang paling mendekati
temperatur tubuh yang sebenarnya.
Percobaan
yang keempat yaitu pengukuran suhu mulut tetapi terlebih dahulu berkumur dengan air
es. Pada selang waktu 5 menit pertama setelah berkumur
didapatkan suhu rata-rata adalah 36,42ºC.
Hal ini sudah sesuai dengan literatur (dasar teori) karena suhu mengalami
penurunan setelah berkumur dengan es. Setelah selang waktu 10 menit, suhu tubuh
rata-ratanya naik menjadi 36,86ºC.
Hal ini dapat dilihat atau terjadi karena tubuh telah melakukan adaptasi
sehingga suhu tubuh kembali naik.
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan dalam percobaan kali ini yang disajikan pula
dalam tabel data kelas, didapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suhu
tubuh yaitu :
1.
Lingkungan
Suhu
lingkungan yang tinggi akan menyebabkan suhu tubuh meningkat dan sebaliknya.
2.
Usia
Pada
anak-anak relatif tinggi daripada suhu orang dewasa
3.
Jenis kelamin
Suhu
tubuh pria lebih tinggi dibandingkan wanita karena perbedaan kegiatan metabolik
dan hormon yang diproduksi.
4.
Aktivitas fisik
Setelah
aktivitas fisik suhu tubuh akan naik terkait dengan kerja otot rangka.
VIII.
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
Suhu
tubuh makhluk hidup homoithermal tidak berubah dengan signifikan atau tidak
berubah dengan cepat karena suhu tubuh makhluk homoithermal sedikit sekali
dipengaruhi oleh lingkungan walaupun suhu dilingkungan berada diatas maupun
dibawah suhu normal dari tubuh. Hal ini dapat terjadi karena suhu tubuh diatur
oleh hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom dan adanya pengaruh
kelenjar endokrin.
8.2 Saran
- Diharapkan
praktikan menggunakan secara hati-hati termometer klinis yang dipakai untuk
mengatur suhu.
- Diharapkan
praktikan juga teliti membaca angka yang tertera pada termometer klinis saat
melakukan praktikum.
IX.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton,
Arthur. 1995. Fisiologi Manusia dan
Mekanisme Penyakit. Jakarta. EGC.
Koplewich,
Daniel. 2005. Biologi. Jakarta.
Erlangga.
Tim
dosen pembimbing. 2012. Petunjuk
Praktikum Biologi Dasar. Jember : Jember University press.
Nursingbegin.
2010. Regulasi-Suhu-Tubuh. http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/blog.php?bt.
[20 November 2012 ; 3.30 pm].
Verrier
zidny arrahman. 2010. Pengukuran-Suhu-Tubuh-Manusia.
http://www.kaskus.us/blog.php?bt=97351.
[20 november 2012 ; 4.00 pm].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar