flash

Rabu, 16 April 2014

Laporan Suhu



       I.            JUDUL
PENGUKURAN SUHU MANUSIA
    II.            TUJUAN
Untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiotermal.
 III.            DASAR TEORI
            Makhluk homoiotermal adalah makhluk yang suhunya tidak atau sedikit sekali dipengaruhi oleh temperatur sekitar(Tim Dosen Pembina. 2012 : 17).
            Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur di hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi(nursingbegin. 2010).
            Mekanisme pengaturan panas adalah menjaga adanya keseimbangan antara thermogenesis (produksi panas) dengan thermolisis (pembuang panas). Temperatur tubuh normal sekitar 36oC. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu tubuh dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap(Koplewich. 2005 : 67).
Produksi panas tergantung dari metabolisme, jadi tergantung pada proses kimia eksotermal, misalnya kerja otot, menggigil dan lain-lain. Pembuangan panas adalah dengan cara konduksi, radiasi, konveksi, penguapan dan sebagian melalui feses dan urine(Tim Dosen Pembina. 2012 : 27).
            Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5-20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan kehilangan panas paling besar pada kulit. Panas adalah energi kinetik pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat dipindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas(nursingbegin. 2010).
            Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda yang ada disekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda pada umumnya memberi suatu dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar dengan udara sekitar, dan sifat isolatornya benda maka menyebabkan proses perpindahan panas secara konduksi ini tidak dapat terjadi secara efektif dan terus-menerus(nursungbegin. 2010).
            Temperatur kulit badan tidak sama disemua tempat, makin banyak berhubungan berhubungan dengan udara luar, temperatur semakin dipengaruhi oleh temperatur sekitar. Temperatur yang paling mendekati temperatur tubuh yang sebenarnya adalah temperatur rektar (melalui dubur), tetapi karena kurang praktis dan estetis, oleh karena itu, sering dikerjakan pengukuran temperatur aksilar (ketiak) dan oral (mulut)( Tim Dosen Pembina. 2012 : 27).
            Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh adalah, kecepatan metabolisme basal, rangsangan saraf simpatik, hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon kelamin, demam (peradangan), status gizi, aktivitas, gangguang orgn dan lingkungan yang ada pada sekitar lingkungan(Guyton. 1995 : 138).
















 IV.            ALAT DAN BAHAN
1.    Alat
a.    Termometer klinis
b.    Handuk atau Lap bersih
2.    Bahan
a.    Alkohol 70%
b.    Kapas steril
c.    Air es

    V.            LANGKAH KERJA
a.    Pengukuran suhu mulut tidak dengan perlakuan (dibawah lidah )


 














                   



b.    Pengukuran suhu mulut dengan bernafas
 












c.    Pengukuran suhu di bawah ketiak
 













d.    Bevel: Menunggu selama 5 menit dan 10 menitPengukuran pada mulut setelah berkumur dengan es
e.    





Bevel: Mencatat hasil pengukuran selama 5 menit dan 10 menit
 
























 VI.            HASIL PENGAMATAN
Kel
Nama
probandus
JK
Umur
BB
TB
P1
P2
P3
P4
10
menit
5
menit
10
menit
10
menit
5
menit
10
menit
1
Yeni
Triya M.
P
18
tahun
56 kg
156 cm
37,4°C
37,4°C
37,5°C
37,4°C
36,8°C
37,3°C
2
Dini
A.
P
18
tahun
63 kg
163 cm
37°C
36,9°C
37,1°C
37°C
36°C
36,8°C
3
Febby
D
P
17
tahun
40,5 kg
150 cm
36,7°C
36,6°C
36,6°C
37°C
36,3°C
36,6°C
4
Wahyul
I.
P
17
tahun
51 kg
147 cm
36,6°C
36,3°C
36,8°C
36,9°C
36,3°C
36,7°C
5
Wahyu
S.
L
18
tahun
49 kg
169 cm
37°C
37°C
37°C
37°C
36,7°C
36,9°C

P1 = Mulut tidak dengan perlakuan
P2 = Mulut dengan bernafas
P3 = Pada ketiak
P4 = Setelah berkumur dengan air es





VII.            PEMBAHASAN
       Praktikum kali ini berupa pengamatan terhadap suhu tubuh makhluk homoitermal dengen berbagai perlakuan.
       Pertama, yang akan dibahas yaitu dilakukan pengukuran suhu dimulut dengan tidak perlakuan. Dalam percobaan ini, dilakukan dengan waktu 10 menit. Rata-rata dari percobaan pertama ini adalah 36,94°C. Sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa suhu normal makhluk homoithermal adalah berkisar antara 36-37oC. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pengukuran suhu tubuh melalui mulut tidak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, karena termometer diletakkan dibawah lidah dan mulut tertutup rapat.
       Kedua, yang akan dibahas yaitu dilakukannya pengukuran suhu mulut dengan bernafas ( berbicara ). Pada percobaan kedua ini didapatkan rata-rata pada selang waktu 5 menit yaitu 36,84°C sedangkan pada selang waktu 10 menit rata-ratanya 37°C .Data yang diperoleh pada selang waktu 3 menit tidak sesuai dengan literatur (dasar teori) yang menyatakan bahwa satu tubuh dengan perlakuan bernafas melalui mulut menunjukkan bahwa suhu pada mulut terbuka lebih rendah dari suhu dengan mulut tertutup karena panas dalam tubuh dikeluarkan dengan proses respirasi sehingga suhu tubuh menurun. Hal ini terjadi karena suhu ruangan yang panas. Pada pengukuran selang waktu 10 menit berikutnya didapat suhu rata-rata dengan perlakuan yang sama adalah 37ºC. Pada percoban ini didapatkan kenaikan suhu tubuh karena tubuh melakukan mekanisme adaptasi dan meningkatkan respirasi sehingga suhu tubuh kembali naik.
Percobaan ketiga yaitu pengukuran suhu melalui ketiak. Setelah selang waktu 10 menit, rata-rata suhu yang didapat adalah 37,06ºC. Perbedaan data suhu oral (mulut) dengan suhu aksilar (ketiak) ini dikarenakan pada pengukuran suhu aksilar termometer diletakkan atau diselipkan pada ketiak dan didalam baju, sehingga tidak terjadi kontak dengan lingkungan dan suhu yang didapat lebih akurat, selain itu juga ketiak merupakan bagian tubuh yang paling mendekati temperatur tubuh yang sebenarnya.
       Percobaan yang keempat yaitu pengukuran suhu mulut tetapi terlebih dahulu berkumur dengan air es. Pada selang waktu 5 menit pertama setelah berkumur didapatkan suhu rata-rata adalah 36,42ºC. Hal ini sudah sesuai dengan literatur (dasar teori) karena suhu mengalami penurunan setelah berkumur dengan es. Setelah selang waktu 10 menit, suhu tubuh rata-ratanya naik menjadi 36,86ºC. Hal ini dapat dilihat atau terjadi karena tubuh telah melakukan adaptasi sehingga suhu tubuh kembali naik.
            Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam percobaan kali ini yang disajikan pula dalam tabel data kelas, didapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh yaitu :
1.         Lingkungan
Suhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan suhu tubuh meningkat dan sebaliknya.
2.         Usia
Pada anak-anak relatif tinggi daripada suhu orang dewasa
3.         Jenis kelamin
Suhu tubuh pria lebih tinggi dibandingkan wanita karena perbedaan kegiatan metabolik dan hormon yang diproduksi.
4.         Aktivitas fisik
Setelah aktivitas fisik suhu tubuh akan naik terkait dengan kerja otot rangka.





















VIII.            PENUTUP
8.1     Kesimpulan
Suhu tubuh makhluk hidup homoithermal tidak berubah dengan signifikan atau tidak berubah dengan cepat karena suhu tubuh makhluk homoithermal sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan walaupun suhu dilingkungan berada diatas maupun dibawah suhu normal dari tubuh. Hal ini dapat terjadi karena suhu tubuh diatur oleh hipotalamus melalui saraf-saraf terutama saraf otonom dan adanya pengaruh kelenjar endokrin.

8.2     Saran
-       Diharapkan praktikan menggunakan secara hati-hati termometer klinis yang dipakai untuk mengatur suhu.
-       Diharapkan praktikan juga teliti membaca angka yang tertera pada termometer klinis saat melakukan praktikum.




















 IX.            DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta. EGC.
Koplewich, Daniel. 2005. Biologi. Jakarta. Erlangga.
Tim dosen pembimbing. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : Jember University press.
Nursingbegin. 2010. Regulasi-Suhu-Tubuh. http://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuh/blog.php?bt. [20 November 2012 ; 3.30 pm].
Verrier zidny arrahman. 2010. Pengukuran-Suhu-Tubuh-Manusia. http://www.kaskus.us/blog.php?bt=97351. [20 november 2012 ; 4.00 pm].










Tidak ada komentar:

Posting Komentar