Laporan
Praktikum Mempelajari Jaringan Pada Tumbuhan
1. Judul : Mempelajari Jaringan Pada
Tumbuhan
2. Tujuan : Menjelaskan
jaringan-jaringan penyusun tubuh tumbuhan
3. Dasar Teori :
Jaringan adalah kumpulan sel yang
mempunyai bentuk, asal, fungsi, dan struktur yang sama. Untuk melakukan
proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam-macam sel yang mana
mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Sel parenkim, sel ini berdinding tipis yang
mana menbentuk suatu jaringan yaitu jaringan parenkim yang merupakan jaringan
dasar pembentukkan korteks dan empulur pada batang serta korteks pada akar. (
Parjatmo, 1987, 10)
Terjadinya jaringan tumbuhan ialah
karena adanya atau berlangsungnya pembelahan dari sel-sel, yang dalam hal ini
sel-sel yang terjadi tetap melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang
satu dengan yang lainnya. Selanjutnya pembentukkan jaringan-jaringan tersebut
sangat erat hubungannya pula dengan pembentukkan berbagai alat pada tumbuhan,
akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tiap
jaringan biasanya hanya melakukan satu proses dalam hidupnya. Seperti; jaringan
meristem yang mampu membelah terus menerus dan membentuk sel-sel baru. (Waluyo,
2006, 71)
Jaringan
Meristem
Secara garis besar, jaringan penyusun
tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan
jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah
dan jaringan ini relatif sangat muda. Jaringan ini memiliki sitoplasma yang
penuh dan mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan
membentuk jaringan yang lain berupa jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat
dibagi menjadi Jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Pada
jaringan meristem primer, jaringan ini pada tumbuhan terdapat pada bagian organ
yang paling muda ( pada tunas, ujung organ). Jaringan ini merupakan
perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional atau tunas atau lembaga
yang mana mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang dan berdefrensiasi serta
spesialisasi membentuk jaringan yang dewasa. Jaringan ini cenderung
menghasilkan hormon auksin sehingga membuat terjadinya pembelahan yang terus
menerus kearah memanjang. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar
yang kemudian dikenal dengan meristem apikal yang mengarah ke dominansi apikal.
Pertumbuhan jaringan meristem primer ini sering disebut pertumbuhan primer.
Jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang bukan
melebar, sedangkan pada jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem
yang berasal dari jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan
spesialisasi. Jaringan ini merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan
totipotensi lagi. Jaringan ini berada di bagian tengah dari organ untuk
melakukan pembentukan jaringan yang berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan
jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Pertumbuhannya kearah
membesar sehingga menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan
meristem sekunder yaitu kambium. (Isharmanto, 2009)
Jaringan meristem berdasarkan
asalnya, meristem dibagi menjadi: meristem primer dan meristem sekunder.
Meristem primer adalah meristem yang berkambang dari sel embrional dan
merupakan lanjutan dari kegiatan embrio. Terletak pada kuncup ujung batang dan
ujung akar atau ujung tunas. Sedangkan, Meristem sekunder adalah meristem yang
berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan
spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi menjadi embrional kembali.
Contoh Kambium gabus pada batang dikotil
dan gymnospermae dapat terbentuk dari sel-sel korteks dibawah epidermis.
Jaringan
Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan
yang paling luar dan disusun oleh sel-sel hidup dengan dinding sel yang tipis
dan terletak menutupi organ tumbuhan. Jarinagn ini memiliki ciri-ciri
diantaranya,
1. Selnya berbentuk balok, tipis, rapat,
serta tidak memiliki ruang antar sel.
2. Fungsinya sebagai pelindung dilapisi
kutikula (lapisan lilin).
3. Sebagian epidermis ada yang
bermodifikasi menjadi sisik/ bulu.
4. Tidak mempunyai klorofil.
Berdasarkan letaknya, epidermis
dibagi menjadi tiga, yaitu epidermis yang berada didaun, berfungsi untuk
melindungi daun dari air. Jaringan epidermis batang yang berfungsi untuk
membentuk bulu sebagai alat perlindungan dan jaringan epidermis akar yang
berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi osmosis. ( Aulia,
2010)
Jaringan
Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tumbuhan
terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas
vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun,
sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
1)
Xilem
Xilem merupakan jaringan kompleks
karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel
yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun
atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam
berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu
yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua
kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat
panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas
sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid
tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa
plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.
Sedangkan pada trakea terdapat
perforasi pada bagian ujung-ujung
selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui
perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar
sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga
merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang
(kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral,
atau jala.
2)
Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan
parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel
pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem juga dikenal sebagai
pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh
floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel
tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino
serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. (Aulia,
2010)
Jaringan
Parenkim
Jaringan Parenkim merupakan jaringan
tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat
non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Jaringan
Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik)
dan protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang
tipis. Ruang interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Nama lain dari
jaringan parenkim adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit
batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel
parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut
klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan
cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara
lain:
1. Parenkim asimilasi (klorenkim).
Parenkim
asimilasi adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk
fotosintesis.
2. Parenkim penimbun
Parenkim
penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda
sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam
sitoplasma.
3. Parenkim air
Parenkim
air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada
tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen.
4. Parenkim penyimpan udara (aerenkim).
Parenkim
penyimpan udara atau aerenkim adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan
udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat
pada batang dan daun tumbuhan hidrofit. ( Aulia, 2010 )
Jaringan
Penguat atau Penyokong
Jaringan penguat berfungsi untuk
menguatkan bagian tubuh tumbuhan meliputi dua jaringan yaitu;
1. Jaringan kolenkim
Kolenkim terdiri dari sel – sel yang
serupa dengan parenkim tapi dengan penebalan pada dinding sel primer disudut
sudut sel tidak menyeluruh. Umumnya terletak pada bagian peripheral batang dan
beberapa bagian daun. Dinding sel yang plastis dan fleksibel pada kolenkim
member dukungan yang cukup untuk sel – sel tetangganya. Karena kolenkim jarang
menghasilkan dinding sel sekunder, jaringan ini tampak sebagai sel – sel dengan
penebalan dinding sel yang ekstensif. Hubungan erat antara jaringan kolenkim
dan parenkim tampak pada batang dimana kedua jaringan ini terletak
bersebelahan. Banyak contoh menunjukkan tidak adanya batas khusus antara kedua
jaringan, karena sel – sel dengan ketebalan sedang ada antara kedua jenis
jaringan yang berbeda ini. Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri
dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau
bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
2. Jaringan sklerenkim
Jaringan Sklerenkim adalah jaringan
pendukung / penguat pada tanaman. Penebalan lignin terletak pada dinding sel
primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal. Hanya ada sedikit ruang
untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa (gambar jaringan sklerenkim).
Sel – sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe:
serat (fibre) atau sklereid yang keras . Serat atau fibre biasanya memanjang
dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal
section; L.S.), sedangkan sklereid atau sel batu pada batok kelapa adalah
contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan
sklereid. Sklereid terdapat pada organ tanaman yang biasanya keras baik buah
dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel – sel batu (stone
cell, sklereid) , biji jambu biji kuga tersusun atas sklereid . Selain
mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin,
sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras.
Jaringan
Sektori
Tumbuhan mengeluarkan senyawa-senyawa
dalam tubuhnya melalui jaringan sektori yang terbagi atas jaringan rekresi,
ekskresi dan sekresi berdasarkan pada seberapa jauh senyawa yang dihasilkan
jaringan itu telah memasuki proses metabolisme. Jaringan rekresi yang mpentinga
adalah hidatoda yang merupakan struktur tempat mengeluarkan air. Letaknya
diujung trakeid, dapat berupa bangunan sederhana atau berupa jaringan kompleks.
Jaringan sekresi dapat berupa rambut kelenjar atau kelenjar. Senyawa yang
dihasilkan bermacam senyawa organik.
Jaringan sekresi terdapat dalam
berbagai bagian idioblas, sampai jaringan komplesks. Jaringan sekresi
berbeda-beda ada yang berbuku-buku ada yang tidak. Saluran itu ada yang
terpisah-pisah ada juga yang bergabung membentuk jala. (Yatim, 1990)
Perbedaan
Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan
Monokotil - Secara umum, tumbuhan Dikotil dan Monokotil dapat dibedakan dengan
jelas. Adapun perbedaan struktur tubuh tumbuhan Monokotil dan Dikotil,
dijelaskan dalam uraian berikut. Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil
apabila dilihat dari akarnya, tumbuhan dikotil
akarnya tersusun dalam akar tunggang yang kokoh. Ujung akarnya tidak
diliputi oleh selaput pelindung. Pada
Tumbuhan Monokotil, akar tersusun dalam akar serabut yang kurang kokoh. Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga
dilindungi oleh suatu sarung yang masing-masing disebut koleorhiza dan
koleoptil.
Apabila dilihat dari kambiumnya,
tumbuhan dikotil memiliki akar dan batang berkambium sehingga dapat mengadakan
pertumbuhan membesar dan melebar serta
meninggi,
sedangkan tumbuhan monokotil, memiliki akar dan batang tidak berkambium
sehingga tidak dapat mengadakan pertumbuhan melebar dan membesar yang ada
hanyalah pertumbuhan meninggi. Apabila dilihat dari segi batangnya, tumbuhan
dikotil memiliki batang yang bercabang-cabang, sedangkan tumbuhan monokotil
memiliki batang yang tidak bercabang-cabang. Dilihat dari struktur daunnya,
tumbuhan dikotil memiliki pertulangan daun menyirip atau menjari, sedangkan
tumbuhan monokotil memiliki pertulangan daun sejajar atau melengkung.
Apabila dilihat dari segi bijinya,
tumbuhan dikotil memiliki biji yang
berkecambah berbelah dua dan memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping
dua), sedangkan tumbuhan monokotil memiliki biji yang berkecambah tetap utuh
dan tidak membelah (biji berkeping satu). Dilihat dari pembuluh angkutnya
tumbuhan dikotil memiliki berkas pembuluh angkut teratur dalam lingkaran atau
cincin., sedangkan tumbuhan monokotil memiliki berkas pembuluh angkut tidak
teratur. Sedangkan dilihat dari bunganya, tumbuhan dikotil memiliki jumlah
bagian-bagian bunga 4, 5, atau kelipatannya, sedangkan tumbuhan monokotil
memiliki jumlah bagian-bagian bunga biasanya 3 atau kelipatannya. (Alfiansyah,
2010)
4. Alat dan Bahan :
4.1
Alat
Mikroskop
4.2
Bahan
Berupa
preparat awetan penampang melintang akar, batang dan daun
5. Cara Kerja :
5.1
Preparat daun
|
|
|
|
Menggambar
sektor dari preparat yang menunjukkan jaringan daun secara lengkap
|
5.2
Preparat batang
Meletakkan preparat melintang batang di
bawah mikroskop
|
Mengamati dengan perbesaran lemah ke kuat
|
Menggambar sektor
dari preparat yang menunjukkan jaringan akar secara lengkap
|
5.3
Preparat akar
Meletakkan preparat melintang akar di bawah
Mikroskop
|
Mengamati
dengan perbesaran lemah ke kuat
|
Menggambar sektor dari preparat
yang meunjukkan jaringan akar secara
lengkap
|
6. Hasil Pengamatan :
a. Preparat daun
Gambar :
|
Keterangan
:
1. Epidermis atas
2. Stomata (jika ada)
3. Jaringan palisade
4. Jaringan spons
5. Epidermis bawah
|
b.
Preparat batang
Gambar :
|
Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Jaringan pengangkut
4. jaringan penguat
|
f.
c. Preparat akar
Gambar :
|
Keterangan
:
1. Epidermis
2. Korteks
3. Endodermis
4. Jaringan pengangkut
5. Jaringan penguat
|
7.Pembahasan
:
Pada pengamatan kali ini, kami
mengamati jaringan pada tumbuhan, yang mana preparat yang digunakan berupa
preparat awetan penampang melintang daun, akar, dan batang. Pada percobaan kali
ini, saat mengamati preparat daun perbesaran 40 x 10 terlihat bahwa preparat
terdiri dari epidermis yang terdapat ada bagian atas dan bawah permukaan daun
atau terdapat di lapisan terluar daun, yang mana epidermis ini berfungsi
sebagai pelindung, untuk melindungi jaringan yang terdapat didalam daun, supaya
tidak dapat ditembus oleh air dari luar. Pada daun terdapat stomata yang mana
stomata modifikasi dari daun yang berfungsi sebagai tempat masuknya CO2
dan keluarnya O2 sewaktu berfotosintesis. Selain itu stomata juga
berfungsi untuk penguapan air, jaringan palisade atau jaringan pagar yang mana
digunakan pada saat proses fotosintesis. Pada jarngan ini sel-sel nya rapat dan
pada saat kegiatan fotosintesisnya lebih aktif sebab memiliki kloroplas yang
lebih banyak. Jaringan ini memiliki bentuk silindris, dan terdiri atas susunan
yang rapat, dan terdapat jaringan spons atau bunga karang, jaringan ini terdiri
dari sel-sel yang tidak rapat atau dapat dikatakan renggang sehingga terdapat
ruang antar sel. Korteks nerfungsi sebagai pembatas antara epidermis dengan
endodermis.
Pada pengamatan selanjutnya kami
mengamati preparat awetan berupa penampang melintang batang, dengan perbesaran
10 x 10 . Pada preparat ini terdapat beberapa jaringan didalamnya yaitu
diantaranya, epidermis yang berfungsi sebagai pelindung, korteks yang terletak
langsung dibawah epidermis, jaringan pengangkut yang terdiri atas xylem dan
floem. Xylem memiliki fungsi untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun
sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil makanan berupa hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh dan juga terdapat jarigan penguat atau
jaringan penyongkong yang mana berfungsi sebagai penyongkong. Jaringan parenkim
berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan, empulur letaknya paling dalam
atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.
Selanjutnya pengamatan berupa
penampang melintang akar, dengan perbesaran 100x yang mana terdiri dari
epidermis, korteks dan jaringan pengangkut serta jaringan penguat. Endodermis
tersusun atas sel-sel yang rapat, berfungsi dalam pertumbuhan sekunder.
8. Kesimpulan:
1.
Jaringan pada tumbuhan pada umumnya
terdiri dari:
a.
Jaringan Meristem
b.
Jaringan Dasar
c.
Jaringan Pelindung
d.
Jaringan Pengangkut
e.
Jaringan Penguat
f.
Jaringan Seketori
2.
Pengamtan pada preparat daun
terlihat bahwa didalamnya terdapat:
a.
Epidermis; atas dan bawah
b.
Jaringan spons
c.
Jaringan palisade
d.
Stomata
e.
Jaringan pengangkut
3.
Pada preparat batang terlihat bahwa
didalamnya terdapat:
a.
Epidermis
b.
Jaringan penguat
c.
Korteks
d.
Empulur
e.
Jaringan pengangkut
4.
Pada preparat akar terlihat bahwa
didalamnya terdapat:
a.
Epidermis
b.
Korteks
c.
Endodermis
d.
Jarngan penguat
e.
Jaringan pengangkut
DAFTAR PUSTAKA
Soemarwoto, Idjah, dkk 1980. BIOLOGI
UMUM II. Jakarta: PT Gramedia.
TIM DOSEN PEMBINA, 2012. PETUNJUK
PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Fakultas
Biologi UNEJ, Jember.
Yatim, Wildan, 1987. PANDUAN
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM I. Bandung: Tarsito Bandung.
Waluyo, J.,Wahyuni, D., Asyiah, I., N.
2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar.
Jember: Badan Penerbit Universitas Jember
Tidak ada komentar:
Posting Komentar