I.
JUDUL : MENGENAL EKOSISTEM
II.
TUJUAN
Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem
Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem
III.
DASAR TEORI
Ekosistem
adalah suatu system di alam di mana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik
antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya.
Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran , tetapi lebih ditekankan kepada
kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan
komponen biotik (Joko Waluyo, 2013:23).
1. Komponen
biotik
Biotik
adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah seluruh mahluk
hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di
tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat , setiap mahluk hidup
merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen biotic
terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan
paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrate dan vertebrata serta manusia (Diah
Aryulina, 2004:268).
2. Komponen
abiotik
Abiotik
adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik merupakan
komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoh komponen abiotik
antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan,udara, garam-garam mineral, dan tanah
(Diah Aryulina, 2004:268).
a)
Suhu
Suhu atau
temperature adalah derajat energi panas. Sumber utama energi panas adalah
radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara , tanah, air. Suhu
sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia yang
terjadi dalam tubuh makhluk hidup (Diah Aryulina,2004:268).
b)
Cahaya
Cahaya
merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya
matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang
gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan
panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis (Diah Aryulina,2004:269).
c)
Air
Air terdiri
dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair dan gas.
Di alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat
diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air
(Diah Aryulina,2004:269).
d)
Kelembapan
Kelembapan
merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembapan di udara
berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan di tanah berarti
kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh makhluk hidup agar
tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan (Diah Aryulina,2004:269).
e)
Udara
Udara
terdiri dari berbagai macam gas, yaitu Nitrogen (78,09%), Oksigen (20,93%),
Karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan makhluk hidup
untuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup untuk bernapas. Karbon
dioksida digunakan tumbuhan utnuk fotosintesis (Diah Aryulina,2004:269).
f)
Garam-garam mineral
Garam-garam
mineral antara lain ion-ion Nitrogen, Fosfat, Sulfur, Kalsium dan Natrium.
Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air (Diah
Aryulina,2004:269).
g)
Tanah
Tanah
merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan
pembusukan bahan organik. Tanah memilki sifat,tekstur dan kandungan garam
mineral tertentu (Diah Aryulina,2004:269).
Berdasarkan
sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan ekosistem
terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi
ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan) dan
ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Joko Waluyo, 2013:23).
Alat yang
digunakan untuk mengukur komponen abiotik ada beberapa macam, diantaranya
higrotermometer ( untuk mengukur kelembapan dan suhu udara ), anemometer (
untuk mengukur kecepatan angin ), soil tester ( untuk mengukur pH tanah ), luxmeter
( untuk mengukur intensitas cahaya ), dan masih banyak alat pengukur factor
abiotik lainnya (Tim Dosen Pembina. 2012: 23).
Ekosistem
merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi. Jika dilihat dari fungsinya
ekosistem dibedakan menjadi 2 yaitu komponen autotrof (mampu mensintesis
makanannya sendiri dengan mengikat energi dan memebentuk senyawa kompleks) dan
komponen heterotrof (memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh
organisme lain).
1.
Komponen autotrof
(Auto
= sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme
yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik
dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau (Neil A
Campbell, 2002:323).
2.
Komponen heterotrof
(Heteros
=
berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik
sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong
heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba (Neil A Campbell,2002:323).
Jika
dilihat dari segi penyusunnya dibedakan menjadi 4 yaitu benda tak hidup (abiotik),
produsen (organisme autotrof), konsumen (organisme heterotrof) dan pengurai (Pratiwi.
1996: 53).
1.
Benda tak hidup (abiotik)
Yaitu
komponen fisik dan kimia yang terdiri
dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau
substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup (Neil A
Campbell,2002:323) .
2.
Produsen (organisme autotrof)
Produsen adalah organisme yang mampu mensintesis makanan
sendiri, menggunakan energi dari matahari, dengan proses yang dikenal sebagai
fotosintesis. Semua tanaman dan beberapa bentuk bakteri datang di bawah kategori
ini. Mereka juga dikenal sebagai produsen dalam rantai makanan, karena mereka
mampu menghasilkan makanan mereka sendiri dan makanan ini secara langsung atau
tidak langsung digunakan oleh anggota lain dari rantai makanan.
3.
Konsumen (organisme heterotrof
Heterotrof merupakan organisme yang mendapatkan energi dari molekul organik
yang dibuat oleh autotrof dikenal sebagai heterotrof. Organisme ini gagal untuk
mensintesis makanan mereka sendiri dan tergantung pada produsen atau autotrof,
untuk penyediaan senyawa organik yang diperlukan untuk pertumbuhan mereka.
Sebagai heterotrof memperoleh energi dari produsen, mereka berfungsi sebagai
konsumen dalam rantai makanan. Senyawa organik kompleks yang diproduksi oleh
autotrof dipecah menjadi zat yang sederhana, yang memberikan energi ke
heterotrof. Seperti autotrof, heterotrof juga diklasifikasikan sebagai
photoheterotrophs dan chemoheterotrophs, tergantung pada sumber energi.
Konsumen diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam kategori yang berbeda,
berdasarkan modus konsumsi.
Þ
Herbivora – Sebuah heterotrof
yang memperoleh energi langsung dari tanaman.
Þ
Karnivora – Mereka hewan yang
memakan hewan lain.
Þ
Omnivora – Hewan yang
mendapatkan makanan mereka dari tumbuhan maupun dari hewan lain.
Þ
Saprobes – Organisme yang mendapatkan
energi dengan memecah sisa-sisa tanaman dan hewan yang mati (infobebas.web.id/2011).
4.
Pengurai (dekomposer) adalah
organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme
mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur
(Neil A Campbell,2002:323).
Rantai
makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan
dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi
atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan
adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau
sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan
konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan
karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi
lainnya, sebagian energi akan hilang.
Jaring- jaring makanan, yaitu
rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa
sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena
setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya
(Gheam, 2012).
Piramida
makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari
produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa
pada saat terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi
dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya.
Perlu di
ingat pada bab sebelumnya bahwa ada beberapa tingkat trofik dalam suatu rantai makanan
yaitu :
1. Tingkat trofik I disebut produsen/ detritus
2. Tingkat trofik II disebut konsumen primer/ Konsumen I
3. Tingkat trofik III disebut konsumen sekunder/ konsumen II
4. Tingkat trofik IV disebut konsumen tersier/ konsumen III
Ada tiga
jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah individu, piramida biomassa, dan
piramida energi.
1. Piramida Jumlah
Piramida jumlah menggambarkan hubungan kepadatan populasi/ jumlah individu
diantara tingkat trofik. Hal ini menunjukkan bahwa binatang yang menempati
tingkat trofik yang lebih rendah, jumlahnya lebih banyak dibanding dengan
binatang yang menempati tingkat trofik yang lebih tinggi.
2. Piramida Biomassa
Piramida biomassa menggambarkan ukuran berat materi organisme pada setiap
trofik dalam satuan berat. Piramida biomassa hasilnya lebih akurat daripada
piramida jumlah inidividu. Untuk mengukur berat pada setiap trofik maka
rata-rata berat organisme di tiap trofik harus diukur kemudian barulah jumlah
organisme pada setiap trofik, tersebut dapat diperkirakan.
3. Piramida Energi
Pada piramida energi ini akan terlihat adanya penurunan energi yang
tersedia untuk setiap tingkat trofik. Jumlah energi sebagai persediaan terbesar
adalah produsen dan lebih kecil pada tingkat-tingkat trofik berikutnya. Cara
paling teliti untuk mengetahui hubungan antara organisme dari berbagai tingkat
trofik adalah dengan piramida energi. Terjadinya penurunan jumlah energi ini
disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
·
Hanya sejumlah makanan
tertentu yang dapat ditangkap dan dimakan
oleh tingkat trofik selanjutnya.
·
Beberapa makanan sulit dicerna
sehingga hanya dikeluarkan sebagai sampah.
·
Hanya sebagian makanan yang
diubah menjadi energi di dalam tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan
sebagai sumber energy (trisantotimmi.binushacker.net/2013/03).
Sifat-sifat
ekosstem antara lain sebagai berikut: setiap ekosistem bersifat dinamis; dalam
arti jumlah, posisi, atau peranan dan intensitas setiap bagian atau unsure akan
berubah atau berkembang secara terus menerus dan berganti setiap saat
sebagaimana lazimnya suatu sitem hidup. Setiap ekosistem ditandai oleh suatu
struktur atau jenjang hierarkis. Misalnya tumbuhan adalah produsen makanan
hama. Hama memakan tumbuhan dengan aneka pola penyerangan. Selanjutnya hama
menjadi makanan atau mangsa bagi musuh alami. Dengan demikian musuh alami
menduduki tempat teratas dalam rantai makanan ekosistem tanaman. Tanpa musuh
alami tanaman dihabiskan oleh hama. Habisnya tanaman pada gilirannya akan
menyebabkan kematian musuh almi. Ketiga unsur (tanaman, hama dan musuh alami)
dalam suatu ekosistem merupakan system yamg saling terkait. Keseimbangan antara
ketiga ekosistem ini harus dijaga agar tanaman dapat tumbuh dengan baik
(Untung, 1996: 44).
Secara
garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat ekosistem perairan dan
ekosistem buatan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air Laut (nindchild,2013).
1. Ekosistem
darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan
fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya),
ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
(nindchild,2013)
·
Bioma Gurun terdapat di daerah tropika(sepanjang garis balik)
yang berbatasan
dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun
adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi
(bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu
sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat
besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di
gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus,
atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk
menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal,
katak, dan kalajengking (nindchild,2013).
·
Bioma padang
rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang
terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan
kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas
(peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada
terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada
kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala,
gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular (nindchild,2013).
·
Bioma
Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan
subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species
pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya
tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang
pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan
basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan
kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar
25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana
(rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera,
burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu (nindchild,2013).
·
Bioma Hutan
Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah
beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.
Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur).
Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain
rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak)
(nindchild,2013).
·
Bioma Taiga
Terdapat di belahan bumi sebelah utara dan
di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah.
Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,
pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara
lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan
pada musim gugur (nindchild,2013).
·
Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi
sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung
tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang
dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu
yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan
keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada
yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap
memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang
kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam (nindchild,2013).
2. Ekosistem Air Tawar.
Ekosistem air tawar
dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik memilki
cirri airnya berarus. Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat
menyesuaikan diri dengan arus air, contohnya ikan belida, serangga air, dan
diatom yang menempel pada batu (John Kimball,2000:205).
Ekosistem air tawar
lentik memiliki diri airnya tidak berarus. Ekosistem air tawar lentik meliputi
rawa air tawar, rawa gambut, padang rumput rawa, kolam, dan danau. Rawa
didominasi oleh vegetasi (tumbuhan) berkayu. Rawa gambut didominasi oleh lumut Sphagnum. Ekosistem danau dan kolam
terdiri dari tiga wilayah horizontal , yaitu litoral, limnetik, dan profundal
(John Kimball,2000:205).
a. Daerah
Litoral
Daerah
ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar
dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat
beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai
siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air
seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering
mencari makan di danau (John
Kimball,2000:205).
b. Daerah Limnetik
Daerah ini merupakan daerah
air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh
berbagai fitoplankton termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang
berfotositesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan
musim semi (John Kimball,2000:205).
c. Daerah profundal
Daerah
ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba (John Kimball,2000:205).
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba (John Kimball,2000:205).
3. Ekosistem
Air Laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai,
estuari, dan terumbu karang.
Ø Lautan
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar
garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik,
karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar
25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air
yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah
termoklin (Purnomo dkk,2005:115).
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air
dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton
serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun
ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang
berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan
wilayah permukaannya secara horizontal (Purnomo dkk,2005:115).
Ø Pantai
Pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat,
laut, dan daerah pasang surut. Pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang
surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural
sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya
terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis
ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung
pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah.
Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput
herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan
kecil. (Purnomo dkk,2005:117)
Ø Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai
dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas
atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air
tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang
surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang
hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari
sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari
juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
(Purnomo dkk,2005:118)
Ø Terumbu
Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu
komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme
lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat
ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.Terumbu karang
didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang
mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam
bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. (Purnomo
dkk,2005:118).
IV.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
-
Tali raffia
-
Pasak
-
Kantong plastik
-
Paku
-
Alat tulis
Bahan
-
Ekosistem
daratan ( daerah sekitar kampus )
V.
LANGKAH KERJA
VI.
HASIL PENGAMATAN
Jenis Komponen :
Abiotik
1.
Tanah = 1
2.
Kerikil =
178
3.
Serasah =
165
4.
Udara = 1
5.
Cahaya =
1
Jumlah unsure abiotik =
346
|
Keterangan :
1.
Tanah
1/346 x 100%
= 0,28%
2.
Kerikil
178/346 x 100% = 51,445%
3.
Serasah
165/346 x 100% = 47,68%
4.
Udara
1/346 x 100% = 0,28%
5.
Cahaya
1/346 x 100%
= 0,28%
|
Biotik
1.
Tapak
liman = 8
2.
Rumput =
50
3.
Semut hitam
= 8
4.
Serangga
A = 1
5.
Serangga
B = 1
Jumlah unsure biotik = 68
|
Keterangan :
1. Tapak liman
8/68 x 100% = 11,76%
2. Rumput
50/65 x 100% = 73,52%
3. Semut hitam
8/65% = 11,76%
4. Serangga A
1/65 x 100% = 1,47%
5. Serangga B
1/65 x 100% = 1,47%
|
VII.
PEMBAHASAN
Dalam
percobaan yang kesebelas
ini yaitu mengenal komponen-komponen ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem diambil
pengamatan pada ekosistem darat di sekitar kampus dengan membuat kuadran 1x1 m2 pada daerah pengamatan. Dengan
mengamati mulai dari komponen abiotik sampai komponen biotik.
Komponen abiotik
adalah sebagai berikut :
Tanah
Tanah pada hasil pengamatan berjumlah 1. Setelah dipresentase dari hasil
keseluruhan, tanah sebesar 0,28% dengan
perhitungan 1/346 x 100%. Tanah merupaka media
yang diperlukan bagi komponen biotik untuk tumbuh yaitu tumbuhan yang nantinya
dikonsumsi oleh hewan,dengan kata lain komponen-komponen lain secara mutlak dan
langsung tidak langsung sangat bergantung dengank keberadaan tanah,yaitu bagi
tanaman,tanah menyediakan zat-zat hara utuk diolah menjadi makanan.
Kerikil
Kerikil pada percobaan kami memiliki jumlah yang
paling banyak, yaitu 178. Setelah dipresentase dari hasil keseluruhan, kerikil
sebesar 51,445% dengan perhitungan 178/346 x 100%. Digunakan
oleh semut untuk berlindung dari musuhnya dengan kata lain sebagai alat untuk
pertahanan diri dari pesaingnya dalam melakukan kompetisi.
Serasah
Serasah pada hasil pengamatan sebanyak 165. Setelah
dipresentase, serasah sebesar 47,68% dengan perhitungan 165/346 x 100%. Serasah
yang sudah kering merupakan bagian dari komponen biotik yang berubah menjadi
biotik karena sudah tidak mempunyai kemampuan seperti ciri-ciri makhluk hidup
lagi. Serasah juga merupakan daun ataupun ranting dari pohon A
yang ada dalam kuadran, ada
juga serasah dari pohon jenis lain
yang berada di luar kuadran,
daun
dan ranting kering ini
sampai pada wilayah tersebut karena terbawa oleh angin.
Udara
Udara berjumlah 1. Setelah dipresentase, udara sebesar
0,28% dengan perhitungan 1/346 x 100%. Udara pada saat itu sedikit dingin
karena cuacanya mendung, sehingga tanaman-tanaman di sekitarnya terlihat segar.
Cahaya
Cahaya berjumlah 1. Setelah dipresentase, cahaya
sebesar 0,28% dengan perhitungan 1/346 x 100%. Cahaya
di tempat tersebut tidak terlalu panas karena ada pohon A yang tinggi dan
rindang, tetapi
cahaya yang dibutuhkan
tumbuhan di bawahnya masih cukup sehingga masih banyak tumbuhan lain di
bawahnya.
Komponen biotik
adalah sebagai berikut :
Tapak Liman
Tapak liman berjumlah 8, setelah dipresentase tapak
liman sebesar 11,76% dengan perhitungan 8/68 x 100%.
Rumput
Rumput pada daerah pengamatan berjumlah 50, setelah
dipresentase rumput sebesar 73,52% dengan perhitungan 50/68 x 100%. Rumput pada
komponen abiotik ini memiliki jumlah yang paling banyak dari komponen biotik
lainnya. rumput dalam hal ini berperan sebagai
produsen karena termasuk tumbuhan.
Semut hitam
Semut berjumlah 8, setelah dipresentase semut
berjumlah 11,76 dengan perhitungan 8/68 x 100%. Semut
hitam merupakan omnivora karena memakan tumbuhan dan hewan yang sudah mati, semut hitam tidak
pernah menyerang hewan lain yang masih hidup untuk dimakan. Semut juga sebagai konsumen pada
ekosistem tersebut, jumlahnya lebih sedikit dari produsen karena apabila lebih
banyak maka akan ada semut yang tidak kebagian makanan punah.
Serangga A dan Serangga B
Serangga pada daerah pengamatan ini berjumlah 1, yaitu
baik dari serangga A maupun serangga B karena jumlahnya sama-sama 1. Setelah di
presentase serangga A dan serangga B berjumlah 1,47% dengan perhitungan 1/68 x
100%. Serangga disini sebagai konsumen karena memakan tumbuhan.
Kita
tahu bahwa dalam sebuah ekosistem terjadi hubungan timbal balik antara sesama
organisme dan dengan lingkungannya. Hal itu dilakukan semata-mata untuk dapat
bertahan hidup dengan membutuhan komponen lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Kelangsungan hidup organisme memerlukan energy. Energi tersebut bisa di
transfer melalui rantai makanan. Peristiwa makan dimakan antar organisme dalam
suatu ekosistem membentuk struktur trofik. Tingkat trofik pertama adalah
kelompok organisme autrotrof. Organisme autotrof adalah organisme yang dapat
membuat makanannya sendiri, dalam
praktikum kami menemukan tumbuhan
rumput. Kemudian trofik kedua
ditempati oleh organisme heterotrof yaitu organisme yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri. Dalam percobaan kami menemukan
semut
yang jumlahnya lumayan sedikit. Dalam proses makan dimakan atau rantai makanan
produsen dapat membuat makanannya sendiri, sedangkan produsen tersebut dimakan
oleh konsumen tingkat pertama sedangkan konsumen tingkat pertama dimakan oleh
konsumen tingkat dua begitu seterusnya, dalam praktikum kami rumput menjadi
produsen lalu rumput mati dan mengering
dan semut sebagai konsumen tingkat pertama dapat memakan daun-daun yang kering atau serasah tersebut karena
terkadang semut juga dapat memakan sisa organik yang telah mengering atau mengais
unsur glukosa dalam tumbuhan.
Aliran
energi tentunya dimulai dari cahaya matahari sebagai penyedia energi terbesar
di bumi, lalu oleh rumput digunakan melakukan fotosintesis dan membuat makanan
dalam bentuk glukosa, dalam kasus ini energi cahaya diubah menjadi energi kimia, kemudian energi
kimia tersebut mengalir pada konsumen dalam jalur rantai makanan, begitu
seterusnya.
Berikut gambar diagram yang menghubungkan antar
ekosistem
Berikut adalah daur energy yang ada di dalamnya :
Cahaya
matahari
Kandungan energi fotosintesis
( rumput )
Udara
Respirasi tumbuhan
Kerikil, tanah
Dimakan
oleh organisme organisme
mati
heterotrof (semut, serangga) (serasah)
VIII.
KESIMPULAN
·
Komponen abiotik adalah komponen yang tak
hidup, antara lain adalah tanah, kerikil,
serasah, udara, dan cahaya.
·
Komponen biotik adalah komonen yang
hidup, yaitu semua makhluk hidup yang terdapat pada ekosistem. Antara lain tapak
liman, rumput, semut, serangga A, dan serangga B.
·
Produsen terdiri dari
semua tumbuhan, yaitu tapak liman dan rumput.
·
Semua jenis
hewan dalam praktikan ini ( semut dan serangga A, serangga B) adalah sebagai
konsumen.
·
Semut hitam
sebagai herbivoae, dekomposer dan juga sebagai detritus.
·
Semua
komponen baik abiotik maupun biotik mempunyai hubungan yang erat dan saling
membutuhkan secara langsung maupun tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Ekosistem.Website(online).http://www.4shared.com/file/dS93buCl/EKOSISTE
.html, diakses
tanggal 22 Desember 2013)
Aryulina, Dyah.2004.Biologi I.Jakarta:Erlangga
Campbell, Neil A.,dkk. 2002. Biologi
Jilid III. Jakarta : Erlangga
Kimball, John W.,dkk. 2000. Biologi
Jilid III. Jakarta : Erlangga
Nindchild.2013.Ekosistem.Blogspot(online).http://nindchild.blogspot.com/2012/02/ekosistem.html, diakses
tanggal 22 Desember 2013)
Purnomo, dkk.2005.Biologi.Jakarta:Sunda Kelapa Muda
Pustaka
Waluyo, Joko.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember:Jember
University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar