flash

Rabu, 16 April 2014

Laporan Ekosistem



I.            JUDUL : MENGENAL EKOSISTEM
II.            TUJUAN
Untuk mengenal komponen-komponen yang terdapat di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem
III.            DASAR TEORI
Ekosistem adalah suatu system di alam di mana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran , tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik (Joko Waluyo, 2013:23).
1.      Komponen biotik
Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat , setiap mahluk hidup merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain. Komponen-komponen biotic terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrate dan vertebrata serta manusia (Diah Aryulina, 2004:268).
2.      Komponen abiotik
Abiotik adalah bukan mahluk hidup atau komponen tak hidup. Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia tempat hidup mahluk hidup. Contoh komponen abiotik antara lain suhu, cahaya, air, kelembapan,udara, garam-garam mineral, dan tanah (Diah Aryulina, 2004:268).
a)      Suhu
Suhu atau temperature adalah derajat energi panas. Sumber utama energi panas adalah radiasi matahari. Suhu merupakan komponen abiotik di udara , tanah, air. Suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup (Diah Aryulina,2004:268).
b)      Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis (Diah Aryulina,2004:269).
c)      Air
Air terdiri dari molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk padat, cair dan gas. Di alam, air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan, air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air (Diah Aryulina,2004:269).
d)     Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di udara dan tanah. Kelembapan di udara berarti kandungan uap air di udara, sedangkan kelembapan di tanah berarti kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak cepat kering karena penguapan (Diah Aryulina,2004:269).
e)      Udara
Udara terdiri dari berbagai macam gas, yaitu Nitrogen (78,09%), Oksigen (20,93%), Karbon dioksida (0,03%) dan gas-gas lainnya. Nitrogen diperklukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen digunakan mahluk hidup untuk bernapas. Karbon dioksida digunakan tumbuhan utnuk fotosintesis (Diah Aryulina,2004:269).
f)       Garam-garam mineral
Garam-garam mineral antara lain ion-ion Nitrogen, Fosfat, Sulfur, Kalsium dan Natrium. Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air (Diah Aryulina,2004:269).
g)      Tanah
Tanah merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organik. Tanah memilki sifat,tekstur dan kandungan garam mineral tertentu (Diah Aryulina,2004:269).
Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Joko Waluyo, 2013:23).
Alat yang digunakan untuk mengukur komponen abiotik ada beberapa macam, diantaranya higrotermometer ( untuk mengukur kelembapan dan suhu udara ), anemometer ( untuk mengukur kecepatan angin ), soil tester ( untuk mengukur pH tanah ), luxmeter ( untuk mengukur intensitas cahaya ), dan masih banyak alat pengukur factor abiotik lainnya (Tim Dosen Pembina. 2012: 23).
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi. Jika dilihat dari fungsinya ekosistem dibedakan menjadi 2 yaitu komponen autotrof (mampu mensintesis makanannya sendiri dengan mengikat energi dan memebentuk senyawa kompleks) dan komponen heterotrof (memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain).
1.      Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau (Neil A Campbell, 2002:323).
2.      Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).  Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba (Neil A Campbell,2002:323).
Jika dilihat dari segi penyusunnya dibedakan menjadi 4 yaitu benda tak hidup (abiotik), produsen (organisme autotrof), konsumen (organisme heterotrof) dan pengurai (Pratiwi. 1996: 53).
1.      Benda tak hidup (abiotik)
Yaitu  komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup (Neil A Campbell,2002:323) .
2.      Produsen (organisme autotrof)
Produsen adalah organisme yang mampu mensintesis makanan sendiri, menggunakan energi dari matahari, dengan proses yang dikenal sebagai fotosintesis. Semua tanaman dan beberapa bentuk bakteri datang di bawah kategori ini. Mereka juga dikenal sebagai produsen dalam rantai makanan, karena mereka mampu menghasilkan makanan mereka sendiri dan makanan ini secara langsung atau tidak langsung digunakan oleh anggota lain dari rantai makanan.
3.      Konsumen (organisme heterotrof
Heterotrof merupakan organisme yang mendapatkan energi dari molekul organik yang dibuat oleh autotrof dikenal sebagai heterotrof. Organisme ini gagal untuk mensintesis makanan mereka sendiri dan tergantung pada produsen atau autotrof, untuk penyediaan senyawa organik yang diperlukan untuk pertumbuhan mereka. Sebagai heterotrof memperoleh energi dari produsen, mereka berfungsi sebagai konsumen dalam rantai makanan. Senyawa organik kompleks yang diproduksi oleh autotrof dipecah menjadi zat yang sederhana, yang memberikan energi ke heterotrof. Seperti autotrof, heterotrof juga diklasifikasikan sebagai photoheterotrophs dan chemoheterotrophs, tergantung pada sumber energi. Konsumen diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam kategori yang berbeda, berdasarkan modus konsumsi.
Þ    Herbivora – Sebuah heterotrof yang memperoleh energi langsung dari tanaman.
Þ    Karnivora – Mereka hewan yang memakan hewan lain.
Þ    Omnivora – Hewan yang mendapatkan makanan mereka dari tumbuhan maupun dari hewan lain.
Þ    Saprobes – Organisme yang mendapatkan energi dengan memecah sisa-sisa tanaman dan hewan yang mati (infobebas.web.id/2011).
4.      Pengurai (dekomposer) adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur (Neil A Campbell,2002:323).
Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya (Gheam, 2012).
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa pada saat terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya.
Perlu di ingat pada bab sebelumnya bahwa ada beberapa tingkat trofik dalam suatu rantai makanan yaitu :
1.      Tingkat trofik I disebut produsen/ detritus
2.      Tingkat trofik II disebut konsumen primer/ Konsumen I
3.      Tingkat trofik III disebut konsumen sekunder/ konsumen II
4.      Tingkat trofik IV disebut konsumen tersier/ konsumen III
Ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah individu, piramida biomassa, dan piramida energi.
1.      Piramida Jumlah
Piramida jumlah menggambarkan hubungan kepadatan populasi/ jumlah individu diantara tingkat trofik. Hal ini menunjukkan bahwa binatang yang menempati tingkat trofik yang lebih rendah, jumlahnya lebih banyak dibanding dengan binatang yang menempati tingkat trofik yang lebih tinggi.
2.      Piramida Biomassa
Piramida biomassa menggambarkan ukuran berat materi organisme pada setiap trofik dalam satuan berat. Piramida biomassa hasilnya lebih akurat daripada piramida jumlah inidividu. Untuk mengukur berat pada setiap trofik maka rata-rata berat organisme di tiap trofik harus diukur kemudian barulah jumlah organisme pada setiap trofik, tersebut dapat diperkirakan.
3.      Piramida Energi
Pada piramida energi ini akan terlihat adanya penurunan energi yang tersedia untuk setiap tingkat trofik. Jumlah energi sebagai persediaan terbesar adalah produsen dan lebih kecil pada tingkat-tingkat trofik berikutnya. Cara paling teliti untuk mengetahui hubungan antara organisme dari berbagai tingkat trofik adalah dengan piramida energi. Terjadinya penurunan jumlah energi ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
·         Hanya sejumlah makanan tertentu yang dapat ditangkap dan dimakan  oleh tingkat trofik selanjutnya.
·         Beberapa makanan sulit dicerna sehingga hanya dikeluarkan sebagai sampah.
·         Hanya sebagian makanan yang diubah menjadi energi di dalam tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energy (trisantotimmi.binushacker.net/2013/03).


Sifat-sifat ekosstem antara lain sebagai berikut: setiap ekosistem bersifat dinamis; dalam arti jumlah, posisi, atau peranan dan intensitas setiap bagian atau unsure akan berubah atau berkembang secara terus menerus dan berganti setiap saat sebagaimana lazimnya suatu sitem hidup. Setiap ekosistem ditandai oleh suatu struktur atau jenjang hierarkis. Misalnya tumbuhan adalah produsen makanan hama. Hama memakan tumbuhan dengan aneka pola penyerangan. Selanjutnya hama menjadi makanan atau mangsa bagi musuh alami. Dengan demikian musuh alami menduduki tempat teratas dalam rantai makanan ekosistem tanaman. Tanpa musuh alami tanaman dihabiskan oleh hama. Habisnya tanaman pada gilirannya akan menyebabkan kematian musuh almi. Ketiga unsur (tanaman, hama dan musuh alami) dalam suatu ekosistem merupakan system yamg saling terkait. Keseimbangan antara ketiga ekosistem ini harus dijaga agar tanaman dapat tumbuh dengan baik (Untung, 1996: 44).
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat ekosistem perairan dan ekosistem buatan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut (nindchild,2013).
1.      Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut. (nindchild,2013)
·         Bioma Gurun terdapat di daerah tropika(sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
                         Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking (nindchild,2013).
·         Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular (nindchild,2013).
·         Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu (nindchild,2013).
·         Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang, Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak) (nindchild,2013).
·         Bioma Taiga
Terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur (nindchild,2013).
·         Bioma Tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam (nindchild,2013).
2.      Ekosistem Air Tawar.
            Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik memilki cirri airnya berarus. Organisme yang hidup pada ekosistem ini dapat menyesuaikan diri dengan arus air, contohnya ikan belida, serangga air, dan diatom yang menempel pada batu (John Kimball,2000:205).
            Ekosistem air tawar lentik memiliki diri airnya tidak berarus. Ekosistem air tawar lentik meliputi rawa air tawar, rawa gambut, padang rumput rawa, kolam, dan danau. Rawa didominasi oleh vegetasi (tumbuhan) berkayu. Rawa gambut didominasi oleh lumut Sphagnum. Ekosistem danau dan kolam terdiri dari tiga wilayah horizontal , yaitu litoral, limnetik, dan profundal (John Kimball,2000:205).
a.       Daerah Litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau (John Kimball,2000:205).
b.      Daerah Limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus  sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotositesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi (John Kimball,2000:205).
c.       Daerah profundal
            Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.
Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba (John Kimball,2000:205).
3.      Ekosistem Air Laut
            Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu  karang.
Ø  Lautan
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin (Purnomo dkk,2005:115).
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal (Purnomo dkk,2005:115).
Ø  Pantai
Pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut. Pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. (Purnomo dkk,2005:117)
Ø  Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air. (Purnomo dkk,2005:118)
Ø  Terumbu Karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacammacam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang. (Purnomo dkk,2005:118).
IV.            ALAT DAN BAHAN
Alat :
-          Tali raffia
-          Pasak
-          Kantong plastik
-          Paku
-          Alat tulis
Bahan
-          Ekosistem daratan ( daerah sekitar kampus )
V.            LANGKAH KERJA








Bevel: Menentukan ekosistem daratan yang akan diamati











Bevel: Membuat diagram yang menghubungkan komponen-komponen dalam ekosistem tersebut dan daur energi yang terdapat di dalamnya              


VI.            HASIL PENGAMATAN
Jenis Komponen :
Abiotik
1.      Tanah = 1
2.      Kerikil = 178
3.      Serasah = 165
4.      Udara = 1
5.      Cahaya = 1
Jumlah unsure abiotik = 346
Keterangan :

1.      Tanah
 1/346 x 100% = 0,28%
2.      Kerikil
178/346 x 100% = 51,445%
3.      Serasah
165/346 x 100% = 47,68%
4.      Udara
1/346 x 100% = 0,28%
5.      Cahaya
 1/346 x 100% = 0,28%

Biotik
1.      Tapak liman = 8
2.      Rumput = 50
3.      Semut hitam = 8
4.      Serangga A = 1
5.      Serangga B = 1
Jumlah unsure biotik = 68


Keterangan :

1.      Tapak liman
8/68 x 100% = 11,76%
2.      Rumput
50/65 x 100% = 73,52%
3.      Semut hitam
8/65% = 11,76%
4.      Serangga A
1/65 x 100% = 1,47%
5.       Serangga B
1/65 x 100% = 1,47%


VII.            PEMBAHASAN
Dalam percobaan yang kesebelas ini yaitu mengenal komponen-komponen ekosistem dan  kedudukannya dalam ekosistem diambil pengamatan pada ekosistem darat di sekitar kampus dengan membuat kuadran 1x1 m2 pada daerah pengamatan. Dengan mengamati mulai dari komponen abiotik sampai komponen biotik.
Komponen abiotik adalah sebagai berikut :
Tanah
Tanah pada hasil pengamatan berjumlah 1. Setelah dipresentase dari hasil keseluruhan, tanah sebesar 0,28%  dengan perhitungan 1/346 x 100%. Tanah merupaka media yang diperlukan bagi komponen biotik untuk tumbuh yaitu tumbuhan yang nantinya dikonsumsi oleh hewan,dengan kata lain komponen-komponen lain secara mutlak dan langsung tidak langsung sangat bergantung dengank keberadaan tanah,yaitu bagi tanaman,tanah menyediakan zat-zat hara utuk diolah menjadi makanan.
Kerikil
Kerikil pada percobaan kami memiliki jumlah yang paling banyak, yaitu 178. Setelah dipresentase dari hasil keseluruhan, kerikil sebesar 51,445% dengan perhitungan 178/346 x 100%. Digunakan oleh semut untuk berlindung dari musuhnya dengan kata lain sebagai alat untuk pertahanan diri dari pesaingnya dalam melakukan kompetisi.
Serasah
Serasah pada hasil pengamatan sebanyak 165. Setelah dipresentase, serasah sebesar 47,68% dengan perhitungan 165/346 x 100%. Serasah yang sudah kering merupakan bagian dari komponen biotik yang berubah menjadi biotik karena sudah tidak mempunyai kemampuan seperti ciri-ciri makhluk hidup lagi. Serasah juga merupakan daun ataupun ranting dari pohon A yang ada dalam kuadran, ada juga serasah dari pohon jenis lain yang berada di luar kuadran, daun dan ranting kering ini sampai pada wilayah tersebut karena terbawa oleh angin.
Udara
Udara berjumlah 1. Setelah dipresentase, udara sebesar 0,28% dengan perhitungan 1/346 x 100%. Udara pada saat itu sedikit dingin karena cuacanya mendung, sehingga tanaman-tanaman di sekitarnya terlihat segar.
Cahaya
Cahaya berjumlah 1. Setelah dipresentase, cahaya sebesar 0,28% dengan perhitungan 1/346 x 100%. Cahaya di tempat tersebut tidak terlalu panas karena ada pohon A yang tinggi dan rindang, tetapi cahaya yang dibutuhkan tumbuhan di bawahnya masih cukup sehingga masih banyak tumbuhan lain di bawahnya.
Komponen biotik adalah sebagai berikut :
Tapak Liman
Tapak liman berjumlah 8, setelah dipresentase tapak liman sebesar 11,76% dengan perhitungan 8/68 x 100%.
Rumput
Rumput pada daerah pengamatan berjumlah 50, setelah dipresentase rumput sebesar 73,52% dengan perhitungan 50/68 x 100%. Rumput pada komponen abiotik ini memiliki jumlah yang paling banyak dari komponen biotik lainnya. rumput dalam hal ini berperan sebagai produsen karena termasuk tumbuhan.
Semut hitam
Semut berjumlah 8, setelah dipresentase semut berjumlah 11,76 dengan perhitungan 8/68 x 100%. Semut hitam merupakan omnivora karena memakan tumbuhan dan hewan yang sudah mati, semut hitam tidak pernah menyerang hewan lain yang masih hidup untuk dimakan. Semut juga sebagai konsumen pada ekosistem tersebut, jumlahnya lebih sedikit dari produsen karena apabila lebih banyak maka akan ada semut yang tidak kebagian makanan punah.
Serangga A dan Serangga B
Serangga pada daerah pengamatan ini berjumlah 1, yaitu baik dari serangga A maupun serangga B karena jumlahnya sama-sama 1. Setelah di presentase serangga A dan serangga B berjumlah 1,47% dengan perhitungan 1/68 x 100%. Serangga disini sebagai konsumen karena memakan tumbuhan.
Kita tahu bahwa dalam sebuah ekosistem terjadi hubungan timbal balik antara sesama organisme dan dengan lingkungannya. Hal itu dilakukan semata-mata untuk dapat bertahan hidup dengan membutuhan komponen lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kelangsungan hidup organisme memerlukan energy. Energi tersebut bisa di transfer melalui rantai makanan. Peristiwa makan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autrotrof. Organisme autotrof adalah organisme yang dapat membuat makanannya sendiri, dalam praktikum kami menemukan tumbuhan rumput. Kemudian trofik kedua ditempati oleh organisme heterotrof yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Dalam percobaan kami menemukan semut yang jumlahnya lumayan sedikit. Dalam proses makan dimakan atau rantai makanan produsen dapat membuat makanannya sendiri, sedangkan produsen tersebut dimakan oleh konsumen tingkat pertama sedangkan konsumen tingkat pertama dimakan oleh konsumen tingkat dua begitu seterusnya, dalam praktikum kami rumput menjadi produsen lalu rumput mati dan mengering dan semut sebagai konsumen tingkat pertama dapat memakan daun-daun yang kering atau serasah tersebut karena terkadang semut juga dapat memakan sisa organik yang telah mengering atau mengais unsur glukosa dalam tumbuhan.
Aliran energi tentunya dimulai dari cahaya matahari sebagai penyedia energi terbesar di bumi, lalu oleh rumput digunakan melakukan fotosintesis dan membuat makanan dalam bentuk glukosa, dalam kasus ini energi cahaya diubah menjadi energi kimia, kemudian energi kimia tersebut mengalir pada konsumen dalam jalur rantai makanan, begitu seterusnya.
Berikut gambar diagram yang menghubungkan antar ekosistem


Berikut adalah daur energy yang ada di dalamnya :
Cahaya matahari
  Kandungan energi                                  fotosintesis ( rumput )
Udara                   
                                                                                 Respirasi tumbuhan
Kerikil, tanah             
Dimakan oleh organisme                    organisme mati  
heterotrof (semut, serangga)                   (serasah)
VIII.            KESIMPULAN
·         Komponen abiotik adalah  komponen yang tak hidup, antara lain adalah tanah, kerikil, serasah, udara, dan cahaya.
·         Komponen biotik adalah komonen yang hidup, yaitu semua makhluk hidup yang terdapat pada ekosistem. Antara lain tapak liman, rumput, semut, serangga A, dan serangga B.
·         Produsen terdiri dari semua tumbuhan, yaitu tapak liman dan rumput.
·         Semua jenis hewan dalam praktikan ini ( semut dan serangga A, serangga B) adalah sebagai konsumen.
·         Semut hitam sebagai herbivoae, dekomposer dan juga sebagai detritus.
·         Semua komponen baik abiotik maupun biotik mempunyai hubungan yang erat dan saling membutuhkan secara langsung maupun tidak.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Ekosistem.Website(online).http://www.4shared.com/file/dS93buCl/EKOSISTE
.html, diakses tanggal 22 Desember 2013)
Aryulina, Dyah.2004.Biologi I.Jakarta:Erlangga
Campbell, Neil A.,dkk. 2002. Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga
Kimball, John W.,dkk. 2000. Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga
Nindchild.2013.Ekosistem.Blogspot(online).http://nindchild.blogspot.com/2012/02/ekosistem.html, diakses tanggal 22 Desember 2013)
Purnomo, dkk.2005.Biologi.Jakarta:Sunda Kelapa Muda Pustaka
Waluyo, Joko.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember:Jember University Press.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar