flash

Rabu, 16 April 2014

Laporan golongan darah



I.                   Judul :
Golongan darah pada manusia

II.                Tujuan :
Setelah selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah pada manusia.

III.             Dasar Teori
Darah merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen (protein). (Subowo. 1992)
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut antigen muncul di permukaan membran sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. (Sloane, Ethel. 2003).
Golongan darah manusia dibedakan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya. (Pratiwi, D.A. 2006)
Aglutinogen merupakan polisakarida dan terdapat tidak saja terbatas di sel darah merah,tatapi juga di kelenjar ludah, pankreas, hati, ginjal, paru-paru, testis, dan semen. Aglutinogen dibedakan menjadi dua , yaitu : 
1.      Aglutinogen A yang memiliki enzim glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka glikoproteinnya.
2.      Aglutinogen B yang memiliki enzim galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinin adalah substansi yang menyebabkan aglutinasi sel, misalnya antibodi.
(Pratiwi, D.A. 2006)
Golongan darah pada manusia ada 3 macam, yaitu : sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus (Rh). (Waluyo, Joko. 2010)
a.      Golongan darah sistem ABO
Kita mengenal ada empat macam golongan darah, yaitu : A, B, AB, dan O. Dalam system golongan darah ini terdapat dua macam zat sel darah A dan B. Serta dua macam plasma, yakni : anti  A dan anti B. (Tim Dosen Pembina. 2012)
Golongan darah ABO dengan unsur aglutinogen dan aglutininnya dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini : (Pratiwi, D.A. 2006)
Genotip
Golongan
Aglutinogen
Aglutinin
OO
O
-
anti-A dan anti-B
OA atau AA
A
A
anti-B
OB atau BB
B
B
anti-A
AB
AB
A dan B
-

Penggolongan darah penting dilakukan sebelum tranfusi darah karena pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah. (Sloane, Ethel. 2003).
1.      Jika serum anti-A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A. (golongan darah A)
2.      Jika serum anti-B menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B. (golongan darah B)
3.      Jika kedua serum anti-A dan anti-B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B. (golongan darah AB)
4.      Jika kedua serum anti-A dan anti-B tidak menyebabkan aglutinasi, individu tersebut tidak memiliki aglutinogen.(Sloane, Ethel. 2003)
b.      Golongan darah sistem MN
Pada tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Laviner telah menemukan golongan darah system MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen N pada sel darah merah manusia. Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1.      Golongan M, mengandung antigen M
2.      Golongan N, mengandung antigen N
3.      Golongan MN, mengandung antigen M dan antigen N
(Waluyo, Joko. 2010)
c.       Golongan darah sistem rhesus (Rh)
Pertama kali ditemukan pada jenis kera oleh Landsteiner dan Weiner. Orang yang memiliki antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+). Sedang yang tidak dinamakan rhesus negatif (Rh-). Sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh. Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh. (Waluyo, Joko. 2010)
Sistem ini berbeda dengan sistem golongan ABO. Dimana individu ber-Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya. (Sloane, Ethel. 2003)
Sistem rhesus ini dalam tranfusi darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh+ maka tidak boleh digunakan sebagia donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa terjadi aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki golongan darah Rh- kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+, maka sel darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning atau eritoblastosis fetalis. (Gonzaga. 2010)
Konsep donor universal dan resipien universal pada sistem ABO
1.      Donor universal
Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien manapun, asalkan volume tranfusinya sedikit. Golongan darah O disebut donor universal.
2.      Resipien universal
Individu dengan golongan darah AB tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit donor apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal. (Sloane, Ethel. 2003)
Pada umumnya, tranfusi darah dilakukan pada orang dalam kondisi berikut ini :
·         Kecelakaan
·         Tubuh yang terbakar
·         Waktu tubuh kehilangan darah, misalnya : operasi
·         Kekurangan darah akut
·         Orang yang mengidap penyakit kronis
(Pratiwi, D.A. 2006)

IV.             Alat dan Bahan
4.1  Alat :
-          tusuk gigi
-          pinset
-           pensil
-          lanset/ jarum steril
-          gelas objek
4.2  Bahan :
-          Serum A dan B
-          Alkohol 70%
-          Kapas
-          Darah segar manusia
V.                Langkah Kerja


 



















Flowchart: Alternate Process: Meletakkan setetes anti B pada darah bagian B gelas obyekgelas onyek


 










VI.             Hasil Pengamatan
Tabel Data Kelas Golongan Darah
Kelompok
Nama
Golongan darah
1
Qiqim
A
2
Tomi
A
3
Oke
A
4
Silvia
B
5
Rizka
A

VII.          Pembahasan
Mengenai golongan darah pada manusia, kita mengenal ada empat macam golongan darah manusia, yaitu A, B, AB dan O. Pada praktikum kali ini kita menggunakan probandus yang merupakan wakil dari masing-masing kelompok. Karena jumlah kelompok dalam kelas ada lima,  maka golongan darah yang ditunjukkan oleh tabel data kelas  adalah sebanyak lima  golongan darah probandus yang ke empat dari golongan darah tersebut adalah sama, yaitu golongan darah A dan satu golongan darah yang lain adalah B.
Hasil yang didapatkan dari langkah-langkah tersebut, yaitu
  • Sampel darah yang ditetesi serum anti-A mengalami penggumpalan atau menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan darah A.
  • Sampel darah yang ditetesi serum anti-B mengalami penggumpalan atau menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan darah B.
  • Sampel darah yang ditambahkan serum anti-A menggumpal. Dan pada sampel darah yang sama ditambah serum anti-B, ini pun mengalami penggumpalan atau menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan darah AB.
  • Sampel darah yang ditambahkan serum anti-A tidak menggumpal. Dan pada sampel darah yang sama ditambah serum anti-B, ini pun tidak menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan darah O.
  Probandus dari kelompok satu adalah Qiqim. Didapatkan hasil bahwa Qiqim memiliki golongan darah A. Hal tersebut dapat disimpulkan karena pada saat darahnya ditetes dengan serum anti-A dan anti-B, bagian dari A terjadi penggumpalan sedangkan pada bagian yang B tidak  mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumpalan itu dikarenakan pada darah probandus kedua  tidak mempunyai aglutinogen A. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Qiqim bergolongan darah A.
Probandus dari kelompok dua yaitu Tomi. Didapatkan hasil bahwa Tomi memiliki golongan darah A. Disimpulkan seperti itu karena saat tetesan darahnya ditetesi dengan serum anti-A dan anti-B, bagian dari A terjadi penggumpalan sedangkan pada bagian yang B tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumpalan dikarenakan pada darah probandus kedua tidak mempunyai aglutinogen A. Sehingga dapat disimpulkan bahwa golongan darah Tomi  adalah A.
Probandus dari kelompok tiga adalah Oke. Didapatkan hasil bahwa Oke bergolongan darah A. Hal tersebut dapat disimpulkan karena saat tetesan darahnya ditetesi dengan serum anti-A dan anti-B, bagian dari A terjadi penggumpalan sedangkan pada bagian yang B tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumpalan dikarenakan pada darah probandus kedua tidak mempunyai aglutinogen A. Sehingga dapat disimpulkan bahwa golongan darah Oke  adalah A.
Probandus dari kelompok empat yaitu Silvia. Didapatkan hasil pengamatan bahwa Silvia bergolongan darah B. Hal tersebut dapat disimpulkan karena saat tetesan darah probandus yang berada pada gelas obyek A dan B ditetesi dengan anti-A dan anti-B, pada sisi B (yang ditetesi dengan anti-B) mengalami penggumpalan. Dengan kata lain, darah Dea mempunyai aglutinogen B dan aglutinogen B tersebut bereaksi dengan serum anti-B sehingga dapat disimpulkan bahwa Dea bergolongan darah B.
Probandus dari kelompok lima adalah Rizka. Didapatkan hasil bahwa Rizka memiliki golongan darah A. Hal tersebut dapat disimpulkan karena pada saat tetesan darahnya ditetesi dengan serum anti-A dan anti-B, bagian dari A terjadi penggumpalan sedangkan pada bagian yang B tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumpalan dikarenakan pada darah probandus kedua tidak mempunyai aglutinogen A. Sehingga dapat disimpulkan bahwa golongan darah Rizka  adalah A.
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O. Serum adalah zat anti yang disebut sebagai antibodi atau agglutinin yang dihasilkan di dalam sel darahnya, sehingga yang disebut dengan anti serum adalah zat anti atau agglutinin yang tidak dihasilkan seseorang di dalam sel darahnya.
 Di simpulkan bahwa darah semua orang yang di test ada yang memberikan hasil yang sama ada yang tidak. Karena golongan darah setiap orang berbeda, itu  merupakan hasil penurunan sifat yang di wariskan dari orang tua. Fungsi dari serum anti A dan anti B pada tes golongan darah yaitu untuk mengetahui apakah darah akan menggumpal atau tidak ketika bertemu dengan serum anti A dan anti B.
Manfaat dari tes golongan darah kita dapat mengetahui golongan darah apa yang dapat kita terima sewaktu-waktu kita memerlukan bantuan darah dari orang lain dan kita dapat mendonorkan darah kepada orang lain dengan tepat.
Selain itu manfaat lainnya adalah mengetahui jika kita dalam keadaan genting dan harus tranfusi darah maka dapat dilakukan dengan mudah, mudah mencari pendonor yang tepat, untuk mengetahui keturunan, dan masih banyak lagi manfaat yang ada ketika kita mendonorkan darah.

VIII.       Penutup
7.1 Kesimpulan
ü  Golongan darah A mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan aglutinin (antibodi) anti-B.
ü  Golongan darah B mengandung aglutinogen (antigen) tipe B dan aglutinin (antibodi) anti-A.
ü  Golongan darah AB mengandung aglutinogen (antigen) tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B.
ü  Golongan darah O tidak mengandung aglutinogen (antigen), tetapi mengandung aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B.
ü  Golongan darah O disebut donor universal karena tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi, sehingga dapat diberikan kepada semua golongan darah.
ü  Golongan darah AB disebut resipien universal, karena tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya, sehingga dapat menerima darah dari semua golongan darah.

7.2 Saran
Dalam praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-sekali menggunakan jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena ditakutkan adanya penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.



















DAFTAR PUSTAKA

Gonzaga. 2010. Sistem Penggolongan Darah Manusia.
Neil A Champbell, Jane B. Reece,Lawrence G. Mitchell.2002. Biologi Edisi kelima/Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Pratiwi, D.A. 2006. Biologi. Jakarta : Erlangga
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
Subowo. 1992. Histologi Umum. Jakarta : Bumi Aksara
Tim Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : University Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar