I.
Judul :
Golongan
darah pada manusia
II.
Tujuan :
Setelah
selesai praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan penggolongan darah
pada manusia.
III.
Dasar Teori
Darah
merupakan suatu suspensi sel dan fragmen sitoplasma didalam cairan yang disebut
plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai jaringan pengikat dalam
arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi
interseluler yang berbentuk plasma. Secara fungsionalpun darah merupakan
jaringan pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh
sehingga merupakan integritas. Apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera
terjadi bekuan yang terdiri atas unsur berbentuk dan cairan kuning jernih yang
disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen (protein).
(Subowo. 1992)
Sebelum lahir, molekul protein yang
ditentukan secara genetik disebut antigen muncul di permukaan membran sel darah
merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya,
yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir. (Sloane, Ethel.
2003).
Golongan darah manusia dibedakan
berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya. (Pratiwi, D.A. 2006)
Aglutinogen merupakan polisakarida
dan terdapat tidak saja terbatas di sel darah merah,tatapi juga di kelenjar
ludah, pankreas, hati, ginjal, paru-paru, testis, dan semen. Aglutinogen
dibedakan menjadi dua , yaitu :
1. Aglutinogen A yang memiliki enzim
glikosil transferase yang mengandung glutiasetil glukosamin pada rangka
glikoproteinnya.
2. Aglutinogen B yang memiliki enzim
galaktosa pada rangka glikoproteinnya. Sedangkan aglutinin adalah substansi
yang menyebabkan aglutinasi sel, misalnya antibodi.
(Pratiwi,
D.A. 2006)
Golongan darah pada manusia ada 3
macam, yaitu : sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus (Rh). (Waluyo, Joko.
2010)
a.
Golongan darah sistem ABO
Kita mengenal ada empat macam
golongan darah, yaitu : A, B, AB, dan O. Dalam system golongan darah ini
terdapat dua macam zat sel darah A dan B. Serta dua macam plasma, yakni :
anti A dan anti B. (Tim Dosen Pembina.
2012)
Golongan darah ABO dengan unsur
aglutinogen dan aglutininnya dapat dijelaskan dengan tabel dibawah ini :
(Pratiwi, D.A. 2006)
Genotip
|
Golongan
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
OO
|
O
|
-
|
anti-A
dan anti-B
|
OA
atau AA
|
A
|
A
|
anti-B
|
OB
atau BB
|
B
|
B
|
anti-A
|
AB
|
AB
|
A
dan B
|
-
|
Penggolongan
darah penting dilakukan sebelum tranfusi darah karena pencampuran golongan
darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi dan destruksi sel darah merah.
(Sloane, Ethel. 2003).
1. Jika serum anti-A menyebabkan
aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe
A. (golongan darah A)
2. Jika serum anti-B menyebabkan
aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe
B. (golongan darah B)
3. Jika kedua serum anti-A dan anti-B
menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe
B. (golongan darah AB)
4. Jika kedua serum anti-A dan anti-B
tidak menyebabkan aglutinasi, individu tersebut tidak memiliki aglutinogen.(Sloane,
Ethel. 2003)
b.
Golongan darah sistem MN
Pada
tahun 1972, K. Landsteiner dan P. Laviner telah menemukan golongan darah system
MN, akibat ditemukannya antigen M dan antigen N pada sel darah merah manusia.
Sistem ini digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Golongan M, mengandung antigen M
2. Golongan N, mengandung antigen N
3. Golongan MN, mengandung antigen M
dan antigen N
(Waluyo,
Joko. 2010)
c.
Golongan darah sistem rhesus (Rh)
Pertama
kali ditemukan pada jenis kera oleh Landsteiner dan Weiner. Orang yang memiliki
antigen rhesus dinamakan rhesus positif (Rh+). Sedang yang tidak dinamakan
rhesus negatif (Rh-). Sistem ini dikendalikan oleh gen dengan alel Rh dan rh.
Alel Rh bersifat dominan terhadap alel rh. (Waluyo, Joko. 2010)
Sistem ini berbeda dengan sistem
golongan ABO. Dimana individu ber-Rh negatif tidak memiliki aglutinin anti-Rh
dalam plasmanya. (Sloane, Ethel. 2003)
Sistem rhesus ini dalam tranfusi
darah juga harus diperhatikan. Apabila golongan darah Rh+ maka tidak boleh
digunakan sebagia donor untuk golongan darah Rh-, karena bisa terjadi
aglutinasi (penggumpalan). Pada kasus lain, jika seorang ibu yang memiliki
golongan darah Rh- kemudian mengandung bayi dengan golongan darah Rh+, maka sel
darah bayi akan rusak dan menyebabkan penyakit bawaan, yaitu penyakit kuning
atau eritoblastosis fetalis. (Gonzaga. 2010)
Konsep donor universal dan resipien universal pada sistem
ABO
1. Donor universal
Darah
golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi sehingga dapat
diberikan pada resipien manapun, asalkan volume tranfusinya sedikit. Golongan
darah O disebut donor universal.
2. Resipien universal
Individu dengan golongan darah AB
tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat menerima eritrosit
donor apapun. Darah golongan AB disebut resipien universal. (Sloane, Ethel.
2003)
Pada
umumnya, tranfusi darah dilakukan pada orang dalam kondisi berikut ini :
·
Kecelakaan
·
Tubuh
yang terbakar
·
Waktu
tubuh kehilangan darah, misalnya : operasi
·
Kekurangan
darah akut
·
Orang
yang mengidap penyakit kronis
(Pratiwi,
D.A. 2006)
IV.
Alat dan Bahan
4.1 Alat :
-
tusuk
gigi
-
pinset
-
pensil
-
lanset/
jarum steril
-
gelas
objek
4.2 Bahan :
-
Serum
A dan B
-
Alkohol
70%
-
Kapas
-
Darah
segar manusia
V.
Langkah Kerja
gelas onyek
VI.
Hasil Pengamatan
Tabel
Data Kelas Golongan Darah
Kelompok
|
Nama
|
Golongan darah
|
1
|
Qiqim
|
A
|
2
|
Tomi
|
A
|
3
|
Oke
|
A
|
4
|
Silvia
|
B
|
5
|
Rizka
|
A
|
VII.
Pembahasan
Mengenai golongan darah pada
manusia, kita mengenal ada empat macam golongan darah manusia, yaitu A, B, AB
dan O. Pada praktikum kali ini kita menggunakan probandus yang merupakan wakil
dari masing-masing kelompok. Karena jumlah kelompok dalam kelas ada lima, maka golongan darah yang ditunjukkan oleh
tabel data kelas adalah sebanyak
lima golongan darah probandus yang ke
empat dari golongan darah tersebut adalah sama, yaitu golongan darah A dan satu
golongan darah yang lain adalah B.
Hasil yang didapatkan dari
langkah-langkah tersebut, yaitu
- Sampel darah yang ditetesi serum anti-A mengalami penggumpalan atau menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan darah A.
- Sampel darah yang ditetesi serum anti-B mengalami penggumpalan atau menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan darah B.
- Sampel darah yang ditambahkan serum anti-A menggumpal. Dan pada sampel darah yang sama ditambah serum anti-B, ini pun mengalami penggumpalan atau menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan darah AB.
- Sampel darah yang ditambahkan serum anti-A tidak menggumpal. Dan pada sampel darah yang sama ditambah serum anti-B, ini pun tidak menggumpal, berarti darah ini termasuk golongan darah O.
Probandus dari
kelompok satu adalah Qiqim. Didapatkan hasil bahwa Qiqim memiliki golongan
darah A. Hal tersebut dapat disimpulkan karena pada saat darahnya ditetes dengan
serum anti-A dan anti-B, bagian dari A terjadi penggumpalan sedangkan pada
bagian yang B tidak mengalami
penggumpalan. Tidak terjadinya penggumpalan itu dikarenakan pada darah
probandus kedua tidak mempunyai
aglutinogen A. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Qiqim bergolongan darah A.
Probandus dari kelompok dua yaitu
Tomi. Didapatkan hasil bahwa Tomi memiliki golongan darah A. Disimpulkan
seperti itu karena saat tetesan darahnya ditetesi dengan serum anti-A dan
anti-B, bagian dari A terjadi penggumpalan sedangkan pada bagian yang B tidak
mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumpalan dikarenakan pada darah
probandus kedua tidak mempunyai aglutinogen A. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
golongan darah Tomi adalah A.
Probandus dari kelompok tiga adalah
Oke. Didapatkan hasil bahwa Oke bergolongan darah A. Hal tersebut dapat
disimpulkan karena saat tetesan darahnya ditetesi dengan serum anti-A dan
anti-B, bagian dari A terjadi penggumpalan sedangkan pada bagian yang B tidak
mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumpalan dikarenakan pada darah
probandus kedua tidak mempunyai aglutinogen A. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
golongan darah Oke adalah A.
Probandus dari kelompok empat yaitu
Silvia. Didapatkan hasil pengamatan bahwa Silvia bergolongan darah B. Hal
tersebut dapat disimpulkan karena saat tetesan darah probandus yang berada pada
gelas obyek A dan B ditetesi dengan anti-A dan anti-B, pada sisi B (yang ditetesi
dengan anti-B) mengalami penggumpalan. Dengan kata lain, darah Dea mempunyai
aglutinogen B dan aglutinogen B tersebut bereaksi dengan serum anti-B sehingga
dapat disimpulkan bahwa Dea bergolongan darah B.
Probandus dari kelompok lima adalah
Rizka. Didapatkan hasil bahwa Rizka memiliki golongan darah A. Hal tersebut
dapat disimpulkan karena pada saat tetesan darahnya ditetesi dengan serum
anti-A dan anti-B, bagian dari A terjadi penggumpalan sedangkan pada bagian
yang B tidak mengalami penggumpalan. Tidak terjadinya penggumpalan dikarenakan
pada darah probandus kedua tidak mempunyai aglutinogen A. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa golongan darah Rizka
adalah A.
Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi
tanggapan imun, terutama dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa
protein atau polisarida, tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk
molekul kecil dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi
anti gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan pada
seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya terdapat pada
seseorang bergolongan darah B dan O. Serum adalah zat anti yang disebut sebagai
antibodi atau agglutinin yang dihasilkan di dalam sel darahnya, sehingga yang
disebut dengan anti serum adalah zat anti atau agglutinin yang tidak
dihasilkan seseorang di dalam sel darahnya.
Di simpulkan bahwa darah semua orang yang di
test ada yang memberikan hasil yang sama ada yang tidak. Karena golongan darah
setiap orang berbeda, itu merupakan
hasil penurunan sifat yang di wariskan dari orang tua. Fungsi dari serum anti A
dan anti B pada tes golongan darah yaitu untuk mengetahui apakah darah akan
menggumpal atau tidak ketika bertemu dengan serum anti A dan anti B.
Manfaat dari tes golongan darah kita
dapat mengetahui golongan darah apa yang dapat kita terima sewaktu-waktu kita
memerlukan bantuan darah dari orang lain dan kita dapat mendonorkan darah
kepada orang lain dengan tepat.
Selain itu manfaat lainnya adalah mengetahui jika kita dalam keadaan genting dan
harus tranfusi darah maka dapat dilakukan dengan mudah, mudah mencari pendonor
yang tepat, untuk mengetahui keturunan, dan masih banyak lagi manfaat yang ada
ketika kita mendonorkan darah.
VIII.
Penutup
7.1 Kesimpulan
ü Golongan darah A mengandung
aglutinogen (antigen) tipe A dan aglutinin (antibodi) anti-B.
ü Golongan darah B mengandung
aglutinogen (antigen) tipe B dan aglutinin (antibodi) anti-A.
ü Golongan darah AB mengandung
aglutinogen (antigen) tipe A dan tipe B, tetapi tidak mengandung aglutinin
(antibodi) anti-A dan anti-B.
ü Golongan darah O tidak mengandung
aglutinogen (antigen), tetapi mengandung aglutinin (antibodi) anti-A dan
anti-B.
ü Golongan darah O disebut donor
universal karena tidak memiliki aglutinogen untuk diaglutinasi, sehingga dapat
diberikan kepada semua golongan darah.
ü Golongan darah AB disebut resipien
universal, karena tidak memiliki aglutinin dalam plasmanya, sehingga dapat
menerima darah dari semua golongan darah.
7.2 Saran
Dalam
praktikum uji golongan darah pada manusia ini, jangan sekali-sekali menggunakan
jarum yang telah digunakan oleh probandus lain. Karena ditakutkan adanya
penularan sebuah penyakit dari probandus sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gonzaga.
2010. Sistem Penggolongan Darah Manusia.
http://biologi-gonzaga.blogspot.com/index-files/Sistem-Penggolongan-Darah-Manusia. [diakses pada
10/11/2012]
Neil A Champbell, Jane B.
Reece,Lawrence G. Mitchell.2002. Biologi Edisi kelima/Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Pratiwi,
D.A. 2006. Biologi. Jakarta :
Erlangga
Sloane,
Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk
Pemula. Jakarta : EGC
Subowo.
1992. Histologi Umum. Jakarta : Bumi
Aksara
Tim
Dosen Pembina. 2012. Petunjuk Praktikum
Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember
Waluyo,
Joko. 2010. Biologi Umum. Jember :
University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar