flash

Rabu, 16 April 2014

Berbagai Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia

Berbagai Penyebab Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia

Semakin hari kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin parah, jika hal ini dibiarkan tentu akan mengancam kehidupan kita. Terjadinya kerusakan lingkungan tersebut dikarenakan berbagai macam sebab, baik yang datangnya dari alam itu sendiri maupun karena ulah tangan-tangan jahil manusia. Dan inilah berbagai macam penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia.

http://www.invonesia.com/wp-content/uploads/2014/01/Kerusakan-Lingkungan-Hidup.jpg 

2. Gempa Bumi
Kita semua tentu masih ingat dengan kejadian gempa bumi yang terjadi di Provinsi Nangroe Aceh Darusalam pada tanggal 26 Desember 2004. Gempa 9.1 skala Ricther yang disertai dengan tsunami ini membuat nyawa ratusan ribu orang melayang, ratusan ribu orang lainnya mengalami cedera (luka-luka) dan melululantakan Provinsi Serambi Mekah tersebut. Gempa-gempa lainnya yang melanda Indonesia antara lain Gempa Jogja (2006) dan Gempa Padang (2009)
3. Banjir
Banjir bisa disebabkan karena dua faktor, faktor alam dan juga faktor manusia. Faktor alam misalnya terjadinya hujan yang terus-menerus, sedangkan faktor manusia misalnya penggundulan hutan, membuang sampah sembarangan dan kerusakan pintu pengendali aliran sungai. Banjir besar seringkali melanda kota-kota besar di Indonesia seperti yang terjadi di Kota Jakarta pada tahun 2007 yang membuat banyak kerusakan terutama pada infrastruktur kota.
4. Tanah Longsor
Penyebab terjadinya peristiwa tanah longsor tak ubahnya seperti banjir, penyebabnya bisa karena alam ataupun juga karena ulah manusia. Tanah longsor menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar seperti struktur tanah, lahan pertanian, daerah permukiman, sarana-prasarana serta bagunan-bangunan sekitar. Pada umumnya tanah longsor terjadi didaerah yang topografi tanahnya miring/curam seperti yang terjadi didaerah Karanganyar (Jawa Tengah) tahun 2007.
5. Badai Angin
Sebagai negara tropis, Indonesia seringkali dilanda badai angin seperti angin topan. Daerah-daerah di Indonesia yang sering dilanda badai angin antara lain Yogyakarta dan Jawa Tengah. Badai angin bisa menyebabkan kerusakan lingkungan, menghancurkan lahan pertanian (termasuk perkebunan dan peternakan), menumbangkan pohon-pohon (tumbuhan-tumbuhan) besar, merusak sarana dan prasarana (infrastruktur) kota, serta membahayakan penerbangan.
6. Kemarau Berkepanjangan
Salah satu fenomena alam yang meresahkan masyarakat Indonesia adalah kemarau yang berkepanjangan. Menurut para ahli, kejadian ini bisa saja terjadi karena efek dari pemanasan global (global warming). Kemarau yang berkepanjangan tentu membuat berbagai kerusakan lingkungan seperti tidak adanya sistem irigasi karena sungai-sungai mengering, munculnya titik-titik api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan, serta gagal panen yang mengancam kita.
7. Pencemaran Lingkungan.
Contoh nyata pencemaran lingkungan adalah membuang sampah sembarangan, terlebih untuk sampah plastik dan sampah anorganik lainnya. Sampah-sampah tersebut tidak dapat diuraikan dalam tanah sehingga bisa merusak keseburan tanah. Contoh lainnya dari pencemaran lingkungan adalah membuang limbah industri ke sungai. Hal ini jelas dapat mematikan ekosistem yang ada disungai tersebut dan juga membahayakan warga yang ada ditepian sungai tersebut.
8. Degradasi Lahan
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat degradasi lahan terburuk didunia. Kita bisa mengambil contoh dari peristiwa banjir yang terjadi di Jakarta. Salah satu penyebab banjir Jakarta adalah degradasi lahan yang terjadi didaerah Puncak, Bogor. Lahan-lahan yang seharusnya dijadikan daerah resapan air malah dijadikan vila-vila mewah. Hal ini membuat air dengan volume besar tidak mampu lagi ditampung dalam tanah dan langsung mengalir ke Jakarta.
9. Perburuan Liar
Salah satu penyebab rusaknya ekosistem di Indonesia adalah perburuan liar yang dilakukan secara membabi-buta. Hal ini akan menyebabkan putusnya rantai makanan yang berdampak kepada terjadinya ketidakseimbangan alam. Tingkat perburuan liar di Indonesia terbilang tinggi, penyebabnya ada karena untuk kehidupan dan ada juga karena motif ekonomi. Hewan-hewan yang menjadi sasaran perburuan liar antara lain penyu hijau, trenggiling, orang utan, dan lain-lain.
10. Membuang Sampah Tidak Pada Tempatnya
Membuang sampah tidak pada tempatnya adalah perilaku yang buruk dan tidak pantas untuk ditiru. Karena hal tersebut tidak hanya membuat lingkungan kita menjadi kotor tetapi bisa membuat kerusakan lingkungan hidup. Sampah-sampah (terutama sampah plastik dan sampah anorganik) yang tertimbun didalam tanah susah sekali untuk diurai dan hal itu tentu mengurangi tingkat kesuburan tanah. Kalau tanah sudah tidak subur, lalu kita mau tanam apa?
Nah itulah 10 penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di Indonesia. Sebenarnya hal itu tidak mesti terjadi jika kita peduli terhadap lingkungan sekitar kita. Ada banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan agar kelestarian lingkungan hidup kita bisa terjaga seperti menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, bersepeda dan banyak cara-cara lainnya.

 

Laporan bentuk struktur sel



I.Judul
BENTUK DAN STRUKTUR SEL
II. Tujuan

2.1 Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan

2.2 Menggambarkan bermacam-macam bentuk sel
III.Dasar Teori

Menurut Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasilpengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula). Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi). Seorang ilmuan dari Perancis Felix Durjadin meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode” namun mengalami perubahan yaitu, Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma. Matthias Schleiden seorang ahli botani dan Theodore Schwann seorang ahli zoologi pada tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . Konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup. Berbeda halnya dengan Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada protoplasma yaitu inti (nucleus). Seorang ahli anatomi Max Shultze (1825-1874) menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Pada tahun 1858, Rudolf Virchow menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis celulla ex celulla) ( Putu, 2009)
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sel disebut juga satuan fungsional makhluk hidup karena di dalam sel terjadi proses metabolisme dan berbagai proses kehidupan, seperti reproduksi dan eksresi. Makin besar ukuran tubuh makhluk hidup, makin banyak jumlah sel penyusunnya. Sebagai penyusun tubuh makhluk hidup, sel dapat dianalogikan dengan batu bata yang menyusun suatu bangunan.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, archaea serta jumlah fungi dan protozoa. Pada sel tunggal tersebut segala kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan makhluk hidup yang bersel banyak (multiselular), segala kehidupannya dilakukan oleh kelompok-kelompok sel yang berbeda yang membentuk suatu jaringan.
Sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai perbedaan, namun tetap memiliki persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari bagian-bagian selnya. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan terutama karena sel tumbuhan mempunyai dinding sel, vakuola, dan kloroplas. Sedangkan pada sel hewan mempunyai lisosom, sentrosom yang didalamnya terdapat dua sentriol, kemungkinan juga adanya flagella tetapi hanya pada sel tertentu. Dalam hal persamaanya, pada sel hewan dan sel tumbuhan keduanya memiliki membran plasma, mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi, nukleus/inti sel.
Secara umum sel terdiri dari tiga komponen utama, diantaranya: membran plasma, sitoplasma dan inti atau nukleus, yang mana memiliki fungsi sebagai berikut;
a.  Membran plasma, tersusun atas lemak-lemak protein atau lipoprotein. Mengatur keluar masuknya zat, menyampaikan tanda dan menerima rangsangan serta pertahanan. ( Yatim, 2009, 28)
b.  Sitoplasma, cairan setengah kental  yang mengandung bahan kimia organis dan anorganis serta terdapat organel didalamnya. Sitoplasma merupakan tempat terjadinya atau berlangsungnya metabolisme sel. (Soemarwoto, 1980, 155).
Dalam sitoplasma terdapat organel-organel yaitu retikulum endosplasma, ribosom, aparathus golgi, lisosom, mitokondrea, plastid dan sentriol.
c.  Inti sel merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong. Hampir semua sel memiliki nukleus, karena nukleus ini berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein. Namun ada beberapa sel yang tidak memiliki nukleus antara lain sel eritrosit dan sel trombosit. Komposisi nukleus terdiri atas membran nukleus, matriks, dan anak inti. (Alfiansyah, 2010)

Di dalam sel terdapat organel-organel yaitu:
·         Lisosom, Organel yang berperan dalam pencernaan sel. Organel ini mengandung enzim lisozim yang akan melisis bagain sel yang telah mati, rusak atau sudah tua.
·         Mitokondria, Organel yang berperan dalam respirasi sel. Respirasi sel bertujuan untuk mengahasilkan energi yang akan digunakan dalam aktivitas sel.
·         Badan Golgi, Oraganel yang berperan dalam sekresi produk, baik protein, polisakarida maupun lemak.
·          Retikulum Endoplasma (RE), organel yang berperan dalam sintesis produk. Ada dua jenis RE, yaitu RE kasar (RE yang di bagian permukaannya terdapat butiran ribosom) dan RE halus (RE yang tidak memiliki ribosom). RE kasar berfungsi untuk mensintesis protein, sedangkan RE halus berfungsi  dalam sintesis lemak dan sterol.
·         Plastida, organel yang mengandung pigmen (warna).
·         Vakuola, organel yang berfungsi  dalam penyimpanan cadangan makanan, minyak atsiri dan sisa metabolisme sel.
·          Mikrotubulus, organel yang memiliki struktur tabung. contohnya flagela (untuk pergerakan sel), silia (alat pelekatan sel) dan spindel (untuk pembelahan sel).
·         Mikrofilamen, oragnel yang memiliki struktur filamen (benang). berfungsi dalam pergerakan sitoplasma dan kontraksi otot.
·          Badan Mikro, ada dua macam badan mikro, yaitu Peroksisom (mengandung enzim katalase) dan Glioksisom (mengandung enzim katalase dan oksidase).
·         Dinding Sel, struktur selulolitik dan kitin yang berfungsi memberi bentuk sel dan sebagai pelindung sel.
·          Sentriol, organel yang berperan dalam pembelahan sel. Sentriol berfungsi menarik kromosom ke arah kutub yang berlawanan. (Farid, 2009)

IV.ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat :
a.       Mikroskop
b.      Gelas obyek dan gelas penutup
c.       Pipet tetes
d.      Beaker glass
e.       Silet baru
f.       Tissue
g.      Skalpel
4.2 Bahan :
a.       Sel epitel rongga mulut
b.      Umbi lapis bawang merah
c.       Serabut buah kapuk randu
d.      Helaian daun bayam
e.       Helaian daun rumput
f.       Jaringan meristem tumbuhan (awetan)
g.      Penampang melintang batang (awetan)
h.      Air
i.        Alkohol 70 %
j.        Larutan Methilen Blue
k.      Kertas hisap

V.CARA KERJA
5.1 Mengamati sel epitel rongga mulut
Membersihkan tangakai skalte dengan alkohol 70 %
 
 
    


Text Box: Mengoleskan korekan tadi pada gelas benda , kemudian menetesi dengan larutan Methilen Blue
 









5.2 Mengamati sel umbi lapis bawang merah
Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah
 
         


 










5.3 Mengamati sel serabut buah kapuk randu


 













Menyiapakan kaca benda
 
5.4 Mengamati epidermis daun bayam


 






Menyiapkan kaca benda
 
5.5 Mengamati epidermis daun rumput


 












5.6 Mengamati jaringan meristem tumbuhan (preparat awetan)


 





5.7 Mengamati sel penampang melintang batang (preparat awetan)


 




VI. HASIL PENGAMATAN
6.1 Hasil pengamatam sel epitel rongga mulut

Gambar :







M = 40x
Keterangan :
1.      Membran sel
2.      Sitoplasma
3.      Inti sel/nukleus
4.      ……………..
5.      …………….

6.2 Hasil pengamatan sel umbi lapis bawang merah

Gambar :



M = 100x
Keterangan :
1.      Membran sel
2.      Sitoplasma
3.      Inti sel/nukleus
4.      ……………..
5.      ……………..
6.      ……………..
6.3 Hasil pengamatan sel serabut buah kapuk randu
Gambar :






M = 100x
Keterangan :
1.      Dinding sel
2.      Gelembung udara
3.      Ruang sel
4.      ……………….
5.      ……………….







6.4 Hasil pengamatan sel epidermis helaian daun bayam
Gambar :







M = 400x
Keterangan :
1.      Dinding sel
2.      Ruang sel
3.      Bentuk sel
…………..
………….
4.      Fungsi sel
………….
………….




6.5 Hasil pengamatan sel epidermis helaian daun rumput
Gambar :


Keterangan :
1.      Dinding sel
2.      Ruang sel
3.      Sel bentuk kubus
4.      Sel bentuk panjang
5.      Fungsi sel
…………….


6.6 Hasil pengamatan jaringan meristem ujung batang
Gambar :
Keterangan :
1.      Dinding sel
2.      Ruang sel
3.      Inti sel
4.      Sel bentuk
………….
………….
………….



6.7 Hasil pengamatan sel penampang melintang batang
Gambar :





M = 100x
Keterangan :
1.      Dinding sel
2.      Ruang sel
3.      Jaringan epidermis
4.      Jaringan korteks
5.      Jaringan berkas pengangkut
6.      Jaringan penguat

VII.PEMBAHASAN
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya.
Dalam praktikum acara kedua ini kami mengamati bentuk dan struktur sel. Berbagai macam bentuk sel kami jumpai. Kami mengamati beberapa bahan antara lain, sel epitel rongga mulut, umbi lapis bawang merah, serabut buah kapuk randu, helaian daun bayam, helaian daun rumput teki, jaringan meristem tumbuhan awetan, dan penampang  melintang batang awetan.
·         Umbi lapis bawang merah
Pada saat kami mengamati umbi lapis pada bawang merah ( Allium cepa ) dengan perbesaran 100 kali, kami mengamati bahwa terdapat beberapa sel didalamnya yang tampak dengan jelas, yaitu dinding sel, sitoplasma dan inti sel. Fungsi dari setiap bagiannya segai berikut :
. Dinding sel terdapat liang yang berfungsi untuk membenarkan pertukaran bahan diluar dengan bahan di dalam sel. Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
.  Sitoplasma berfungsi tempat terjadinya atau berlangsungnya metabolisme sel.
.  Inti sel  berperan penting dalam aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein.
.         Sel epitel rongga mulut
Saat mengamati sel epitel rongga mulut dengan perbesaran dari lemah ke kuat tepatnya40 kali perbesaran, terlihat bahwa terdapat membran sel yang melindungi sel epitel rongga mulut, sitoplasma dan inti sel atau nukleus. Pada sel epitel rongga mulut bentuknya tidak beraturan. Hal ini dikarenakan pada sel hewan tidak memiliki dinding sel, karena dalam dinding sel terdapat kandungan lignin atau zat kayu yang menyebabkan kaku, apabila dinding sel terdapat pada sel hewan akan menyebabkan hewan tersebut tidak bisa bergerak secara aktif. Pernyataan ini adalah salah satu yang membedakan antara sel hewan dan sel tumbuhan.
·       


 Serabut buah kapuk randu
Pada pengamatan selanjutnya kami mengamati serabut kapuk randu dengan perbesaran 100  kali perbesaran yang mana sel nya berbentuk panjang. Sel kapuk randu seperti halnya sel kapas berbentuk memanjang, perbedaannya; pada sel kapuk tidak terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi oleh dinding sel dengan lingkungan luar.Oleh karena itu sel kapuk mampu menyimpan udara sehingga baik digunakan sebagai bahan isolasi.Dalam sel kapuk randu terdapat dinding sel, ruang antar sel yang berfungsi untuk pertukaran gas, serta terdapat gelembung udara untuk menyimpan udara.Sel kapuk randu adalah sel mati yang membutuhkan udara lebih banyak maka dari itu memiliki ruang antar sel dan gelembung udara didalam selnya.
·         Helaian daun bayam
Pada helaian daun bayam kami mengamati dengan perbesaran 400 kali perbesaran.Dalam daun bayam terdapat inti sel yang berada ditengah, sitoplasma, ruang antar sel, dan dinding sel. Bentuk sel pada daun bayam yaitu tidak beraturan.Pada sel ini terlihat bahwa terdapat ruang antar sel yang berungsi sebagai tempat pertukaran gas.
·         Helaian daun rumput teki
Pada pengamatan berikutnya, kami mengamati helaian rumput teki dengan perbesaran 4 x 100 atau 400 kali perbesaran, yang mana dalam sel nya terdapat dinding sel, ruang sel dan stomata. Dalam rumput teki juga terdapat sel yang berbentuk kubus dan berbentuk panjang. Bentuk ini terkait dengan fungsinya
.         Jaringan meristem batang (awetan)
Pada pengamatan jaringan meristem batang awetan, kami mengamati dengan       perbesaran.Di dalam sel ini tardapat dinding sel, ruang sel, inti sel. Dan fungsi dari masing-masing sel sudah dijelasakan pada sub bab diatas.
·         Penampang melintang batang ( awetan)
Pada pengamatan ini, kami mengamati dengan 100kali perbesaran. Kami melihat bahwa terdapat dinding sel, ruang sel, jaringan epidermis berupa jaringan pelindung atau jaringan penutup yang mana berfungsi untuk melindungi permukaan sehingga tidak dapat ditembus air dari luar, jaringan berkas pengangkut berupa xylem dan floem yang mana berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari tanah ke arah tubuh tumbuhan maupun hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan, jaringan korteks, jaringan penguat berupa kolenkima dan sklerenkima yang berfungsi sebagai penguat atau penyokong.      

VIII. Kesimpulan          
o   Sel merupakan unit terkecil dari bagian tubuh makhluk hidup  yang mampu melaksanakan suatu fungsi.
o    Bentuk, ukuran serta struktur sel berbeda antara sel yang dsatu den gan sel yang lainnya. Ada yang berbentuk kubus dan panjang pada daun rumput teki, heksagonal pada bawang merah, berbentuk pipih pada daun bayam, dan pada kapuk randu berbentuk panjang.
o   Pada pengamatan dapat disimpulkan bahwa masing-masing sel mempunyai organel yang berbeda namun ada juga persamaannya. Pada sel epitel rongga mulut terdapat inti sel, sitoplasma dan membran sel. Pada umbi lapis bawang merah, terdapat inti sel, dinding sel dan sitoplasma. Pada kapuk randu, terdapat ruang antar sel, dinding sel, dan gelembung udara. Pada rumput teki terdapat dinding sel, ruang antar sel, dan beberapa bentuk sel yaitu bentuk kubus dan panjang, sedangkan pada penampang melintang batang terdapat jaringan penguat, jaringan korteks, jaringan berkas pengangkut, jaringan epidermis, dinding sel, serta ruang sel. Jadi dapat disimpulkan bahwa antar sel yang satu dengan sel yang lainnya memiliki penyusun organel yang berbeda. Pad sel epitel rongga mulut tidak memiliki dinding sel karena apabila memiliki ia tidak akan bisa bergerak secara aktif karena tersusun atas polisakarida.
o   Pada sel hewan bentuk sel tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel sehingga membrane sel dapat bergerak dengan bebas.
o   Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel sehingga gerakan membran sel terbatas.
o    Struktur sel hidup adalah ruang sel yang berisi nukleus, sitoplasma, dan antar selnya dibatasi oleh dinding sel.
o   Struktur sel mati adalah ruang sel yang di dalamnya kosong karena organ-organ selnya telah mati dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel satu dengan sel yang lainnya
o   Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel dan paada sel hewan tidak mempunyai dinding sel tetapi sel hewan meiliki membran sel.
o   Serabut  buah kapuk randu, helaian daun bayam, helaian daun rumput teki, penampang melintang batang awetan  termasuk sel tumbuhan dan yang termasuk sel hewan adalah sel epitel rongga mulut.
















DAFTAR PUSTAKA
Alfiansyah, 2010, BENTUK DAN STRUKTUR SEL. www.sentra-           edukasi.com/2010/04/struktur-dan-peranan-bagian-bagian-sel.html#.UISRNWeMiA      (di akses 19 oktober)
Ftkhomi, 2009, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL. http://wordbiology.wordpress.com/20             09/08/27/struktur-dan-fungsi-sel-2/ (di akses 19 oktober)
Putu, 2009, STRUKTUR DAN FUNGSI SEL.        http://kamuspengetahuan.blogspot.com             /2009/04/biologi-sel-struktur-dan-fungsi-sel.html (diakses 19oktober)
Soediarto, Ahmad., dkk, 1991. ANATOMI TUMBUHAN. Yongyakarta: Gadjah Mada   University Press
Soemarwoto, Idjah, dkk 1980. BIOLOGI UMUM II. Jakarta: PT Gramedia.
TIM DOSEN PEMBINA, 2012. PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR. Fakultas        Biologi UNEJ, Jember.
Yatim, Wildan, 1987. PANDUAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM I. Bandung: Tarsito          Bandung.