flash

Rabu, 16 April 2014

Laporan keanekaragaman tumbuhan



I.            JUDUL : KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN
II.            TUJUAN
Setelah selesai praktikum mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai ketingkat tinggi
III.            DASAR TEORI
Semua anggota kingdom Plantae(tumbuh-tumbuhan) bersifat multiseluler, eukariotik, sel-sel dan jaringannya mengalami spesialisasi, nonmotil(sesil), autotrof fotosintetik, embrio multiseluler berkembang di dalam jaringan gametofit multiseluler dan semua tumbuhan memiliki pergiliran turunan yaitu antara generasi saprofit yang bersifat diploid(2n) dengan generasi gametofit yang bersifat haploid(n).
Dunia tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tidak berpambuluh (Thallophyta) terdiri atas lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh (Thacheophyta) terdiri atas tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Ciri tumbuhan tidak berpembuluh, yaitu tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Dan ciri dari tumbuhan berpembuluh  atau tumbuhan tingkat tinggi memiliki akar, batang, dan daun sejati (Loveles, 2001: 52).
Dilihat dari ciri-ciri karakteristik morfologi, dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu tumbuhan yang tidak berpembuluh dan tumbuhan yang berpembuluh.
a.       Tumbuhan yang tidak berpembuluh
1.      Thallophyta
Tumbuhan tidak berpembuluh pada umumnya berukuran kecil, strukturnya sederhana berbentuk thalus. Sel yang menyusun tubuh telah memperlihatkan deferensiasi yang jelas, dalam protoplasmanya tampak nyata. Plastid yang terdiri dari selulosa dan dalam sitoplasma ada yang menggunakan klorofil atau yang tidak. Umumnya multiseluler tapi ada yang uniseluler, hidup di daerah yang lembab dan bereproduksi dengan menggunakan spora (Waluyo,2010:88).
Tumbuhan tidak berpembuluh dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu Ganggang (alga), alga yang termasuk kelas ini memiliki inti yang sempurna artinya asa selaput sehingga alga biru dipisahkan dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan thalus yang hidup di air tawar atau laut dan tempat yang lembab. Dalam plastid terdapat zat warna derifat klorofil (a, b atau keduanya). Selain itu ada zat warna lain berupa fikosianin, fikoeritrin, fukosatin, karoten. Ada empat filum yang termasuk kelas ini yaitu alga merah, alga hijau, alga pirang dan alga coklat (Waluyo,2010:88).
2.      Tumbuhan Lumut ( Bryophyta )
Tumbuhan lumut yang biasa kita lihat itu adalah tumbuhan penghasil gamet(gametofit). Anteridium dan arkegonium pada batang tersendiri, meskipun mungkin rhizoid bersatu. Gamet jantan dan betina bersatu, zigot tumbuh menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan sporangium, di dalamnya dibentuk spora. Tersebar tumbuh menjadi gametofit baru. Seperti halnya paku, gamet jantan mencari gamet betina dalam medium air. Itulah sebabnya maka lumut dan paku dikenal sebagai tumbuhan air, membutuhkan substrat air dalam pembiakan (Yatim,1987:259).
Tumbuhan lumut dibedakan dalam dua kelas yaitu Hepaticae(lumut hati), dalam tubuh lumut hati terdapat tempat penyimpanan air. Sebagian besar dari lumut hati mempunyai tubuh yang tipis seperti kulit yang tumbuh memipih rata di atas medium tanahnya. Musci(lumut daun), tubuhnya terdiri dari puncak tegak dengan beberapa anak daun yang amat kecil tersusun dalam pilian. Lumut daun tumbuh diberbagai tempat seperti tempat yang kering . lumut daun membentuk badan-badan yang berupa bantalan sedangkan yang hidup di tanah hutan membentuk lapisan seperti babut tetapi jarang hidup di air sehingga memperlihatkan struktur yang bermacam-macam (Waluyo,2010:90).
3.      Lumut Kerak ( Linchen )
Organisme ini adalah kumpulan fungi dan alga tapi merupakan satu kesatuan. Hidup secara autotrof. Linchen hidup sebagai epifet. Alga yang menyusun linchen disebut godium. Pada linchen terjadi simbiosis mutualisme pada permukaan saja tetapi akhirnya alga diperalat fungi (simbiosis hilotime). Linchen berkembang biak dengan vegetatif karena bila bagian talus terpisah tumbuh sebagai individu baru (Waluyo,2010:89).
Di Indonesia lumut kerak tersebar luas lebih dari 1.000 jenis yang diketahui dari sekitar 2.500 jenis yang ada. Biasanya tanaman simbiosis ini hidup menempel pada kulit batang tanaman, dan dapat hidup di tempat lembab, karena alga memerlukan air untuk fotosintesis (Wildan. 2011).
b.      Tumbuhan yang berpembuluh
Pada tumbuhan berpembuluh sudah terdapat akar, batang, daun yang sejati. Pada umumnya tumbuhan berpembuluh ini memiliki zat hijau daun atau klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis.
Tumbuhan yang berpembuluh atau Tracheophyta dapat dibedakan menjadi tumbuhan paku (Pterydophyta), mempunyai kormus artinya tubuhnya dapat dibedakan antara akar, batang, daun tapi belum menghasilkan biji. Tiap bagian tubuh tersusun atas sel-sel yang telah terdeferensiasi sehingga terdapat berkas pengangkutan berupa floem dan xilem, jaringan pelindung penunjang dan pembiakan. Alat perkembangbiakan berupa spora. Sporangium dan sporanya terbentuk pada ketiak daun, langsung terbentuk pada tunas. Daun yang mempunyai sporangium disebut sporofil.
Tumbuhan biji (Spermatophyta) merupakan tumbuhan berbunga dan menghasilkan biji sebagai alat berkembangbiak. Tubuh terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Bila bunga mengalami penyerbukan maka akan terbentuk buah yang di dalamnya terkandung biji. Biji tersebut akan tumbuh menjadi individu baru. Tumbuhan biji tersebut dibagi menjadi dua divisi baru yang terdiri atas dua kelas yaitu tumbuhan berbji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
1.      Tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae)
Dengan ciri-ciri yaitu berakar tunggang, berdaun sempit, tebal dan kaku. Batang dan akar berkambium, akar berkaliptra, batas antara ujung akar dan kaliptra tidak jelas terdiri dari tiga kelas yaitu cycadinae, coniferinae, gnitinae. Contohnya pakis haji dan gnetum gnemon. Batang tua dan batang muda tidak mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang mengandung zat tepung. Pembuahan tunggal dan selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan relatif lama. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna berupa trakeid. Yang termasuk golongan ini adalah Cycas rumphii (pakis haji), Ginkgo opsida (ginkgo) (Rahmat. 2010).
2.      Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan berbiji tertutup sendiri dibagi menjadi dua golongan, yaitu tumbuhan dikotol dan tumbuhan monokotil. Tumbuhan angiospermae mempunyai ciri-ciri morfologi yaitu, mempunyai bunga yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang bervariasi, bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik, terjadi pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperma yang  berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan. Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas berdasarkan keping biji (kotiledon), adalah sebagai berikut :
·         Monokotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal.      
·         Dikotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji dua (Rahmat. 2010).

Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari akarnya :
1.      Tumbuhan dikotil:
-          Akar tersusun dalam akar tunggang yang kokoh.
-          Ujung akar tidak diliputi oleh selaput pelindung
2.      Tumbuhan monokotil :
-          Akar tersusun dalam akar serabut yang kurang kokoh.
-          Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh suatu sarung yang masing-masing disebut koleorhiza dan koleoptil (Yuliana, 2009: 109).
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari kambiumnya :
1.      Tumbuhan Dikotil
-          Akar dan batang berkambium sehingga dapat mengadakan pertumbuhan membesar dan melebar serta meninggi.
2.      Tumbuhan Monokotil
-          Akar dan batang tidak berkambium sehingga tidak dapat mengadakan pertumbuhan melebar dan membesar yang ada hanyalah pertumbuhan meninggi (Yuliana, 2009: 110).
       Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari batangnya :
1.      Tumbuhan Dikotil    
-          Batang bercabang-cabang.
2.      Tumbuhan Monokotil
-          Batang tidak bercabang-cabang (Yuliana, 2009: 110).
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari daunnya :
1.      Tumbuhan Dikotil
-          Pertulangan daun menyirip atau menjari.
2.      Tumbuhan monokotil
-          Pertulangan daun sejajar atau melengkung (Yuliana, 2009: 111).
       Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari bijinya :
1.      Tumbuhan dikotil
-          Biji yang berkecambah berbelah dua dan memperlihatkan dua daun lembaga (biji berkeping dua).
2.      Tumbuhan monokotil
-          Biji yang berkecambah tetap utuh dan tidak membelah (biji berkeping satu) (Yuliana, 2009: 111).
       Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari pembuluh angkutnya :
1.      Tumbuhan Dikotil
-          Berkas pembuluh angkut teratur dalam lingkaran/cincin.
2.      Tumbuhan Monokotil
-          Berkas pembuluh angkut tidak teratur (Yuliana, 2009: 112).
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari bunganya :
1.      Tumbuhan dikotil
-          Jumlah bagian-bagian bunga 4, 5, atau kelipatannya.
2.      Tumbuhan monokotil
-          Jumlah bagian-bagian bunga biasanya 3 atau kelipatannya (Waluyo, 2006: 115).
IV.            ALAT DAN BAHAN
Alat
a.    Mikroskop
b.    Loupe
c.    Pinset
d.   Jarum pentul
e.    Silet
1.    Bahan
a.    Preparat awetan alga
b.    Tumbuhan lumut daun
c.    Tumbuhan paku-pakuan
d.   Tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.)
e.    Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki)
f.     Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air)


V.            LANGKAH KERJA
a.       Bevel: Meletakkan preparat awetan algaPreparat awetan alga

 





b.      Bevel: Meletakkan tumbuhan lumut di atas kertasTumbuhan lumut daun

 





c.       Tumbuhan paku-pakuan


 


Bevel: Menunjukkan bagian-bagiannya              

d.      Bevel: Menggambarkan keseluruhan dari Pinus sp.

Tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.)

 







e.       Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki)


 




f.       Bevel: Menggambarkan keseluruhan bagian dari pacar airTumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air)


 




VI.            HASIL PENGAMATAN
·         Preparat awetan alga

Gambar :





Keterangan :

1.   Dinding sel
2.      Sitoplasma
3.      Inti sel
4.      Kloroplas




·         Tumbuhan lumut daun
Gambar :
Keterangan :
1.      Rhizoid
2.      Batang
3.      Daun
4.      Sporangium
·         Tumbuhan paku-pakuan
Gambar :




Keterangan :
1.                      Akar
2.                      Batang
3.                      Daun
4.                      Sporangium





·         Tumbuhan berbiji terbuka
Gambar :




Keterangan :
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.      Strobilus













·         Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki)
Gambar :
Keterangan :
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.      Bunga
5.      Buah/biji
(jika ada)

·         Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air)
Gambar :




Keterangan :
1.      Akar
2.      Batang
3.      Daun
4.      Bunga
§  Kelopak
§  Mahkota
§  Putik
§  Benang sari
5.      Buah
6.      Biji
7.      Warna mahkota
……………..
8.      Duduk daun
……………..







VII.            PEMBAHASAN
Pada hasil pengamatan dari beberapa jenis tumbuhan, pada tumbuha alga memiliki bagian-bagian yaitu, dinding sel yang berfungsi untuk memberi bentuk sel dan sebagai pelindung sel, sitoplasma yang berfungsi sebagai tempat terjadinya atau berlangsungnya metabolism sel (Soemarwoto, 1980 : 155), inti sel yang merupakan organ terbesar sel didalamnya terdapat nucleus, kloroplas yang berfungsi sebagai zat hijau daun pada tumbuhan.
Pada tumbuhan lumut yang termasuk dalam divisi Bryophyta karena tumbuhan lumut masih berupa talus yaitu tumbuhan yang akar, batang dan daunnya belum sejati. Lumut yang diamati termasuk kedalam golongan Musci(lumun daun), termasuk dalam suku Politrichaceae dan dari marga Poganatum. Sehingga lumut daun yang diamati ini dari spesies atau jenis Poganatum sp. Ketika dilakukan pengamatan, lumut ini telah memilki organ yang menyerupai akar, batang dan daun yang belum sempurna. Tapi ada yang sudah mempunyai daun, batang dan akar yang disebut dengan rhizoid. Rhizoid ini berfungsi untuk menempelkan tubuhnya pada dimana lumut itu hidup. Batang pada lumut daun belum sejati dan daunnya berwarna hijau yang menandakan terdapat klorofil sehingga lumut bisa melakukan fotosintesis. Tumbuhan lumut daun termasuk tumbuhan tidak berpembuluh sehingga tidak memiliki xilem dan floem. Pada tumbuhan lumut terdapat sporogonium yaitu kotak spora yang merupakan tempat pembentukan spora. Sporogonium ini dihasilkan pada fase sporofit yaitu dimana bisa menghasilkan spora. Kemudian spora ini menjadi alat perkembangbiakan pada lumut yang menghasilkan sel gamet jantan pada anteridium dan sel gamet betina pada arkegonium. Pada saat menghasilkan gamet tersebut, tumbuhan lumut daun mengalami fase gametofit. Sehingga pada lumut terdapat dua fase yaitu fase gametofit dan fase sporofit.
Bila dibandingkan dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memilki xilem dan floem karena tumbuhan paku termasuk tumbuhan berpembuluh sehingga termasuk ke dalam divisi Pteridophyta. Pada morfologi daun tumbuhan paku yang diamati terlihat lebih lebar dari pada tumbuhan paku yang lainnya sehingga tumbuhan paku yang diamati tersebut termasuk golongan Pteridopsida, termasuk bangsa Polypodiales, suku Lomariopsidaceae dan termasuk marga Nephrolepis sehingga tumbuhan yang diamati termasuk jenis Nephrolepis biserrata. Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang dan daun yang sesungguhnya sehingga tumbuhan paku ini termasuk ke dalam kelompok kormophyta. Namun tumbuhan paku ini masih termasuk tumbuhan tingkat rendah karena belum memilki bunga dan belum menghasilkan biji. Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Batang tumbuhan paku(rhizoma) terdapat dibawah tanah, batang tersebut tumbuhnya mendatar di bawah atau ada di atas permukaan tanah. Daun tumbuhan paku berwarna hijau karena banyak mengandung klorofil dan pada umumnya merupakan daun majemuk yang berbentuk menyirip. Pada tumbuhan paku juga terdapat sporangium yang didalamnya terdapat spora, pada fase ini disebut dengan fase sporofit. Ketika spora pada sporangium tersebut jatuh pada tempat yang cocok maka akan tumbuh dan membentuk protalium yang mengandung sel kelamin jantan dan betina, yang mana protalium ini merupakan fase gametofit pada tumbuhan paku. Letak sporangium pada tumbuhan paku yang diamati terdapat pada bagian bawah daun. Kumpulan dari beberapa sporangium disebut dengan sorus. Fase sporofit pada tumbuhan paku lebih dominan dari pada fase gametofitnya karena gametofitnya merupakan protalus yang berupa protalium.
Salah satu tumbuhan Gymnospermae yang diamati pada saat praktikum adalah tumbuhan pinus. Pinus yang termasuk divisi Coniferophyta(tumbuhan konifer) yaitu tumbuhan yang memiliki runjung pengangkut. Termasuk ke dalam golongan Pinopsida, ordo Pinales, suku Pinaceae dan termasuk marga Pinus sehingga pinus terkenal dengan Pinus merkusii. Tumbuhan pinus ini termasuk ke dalam tumbuhan berbiji terbuka karena bakal bijinya tidak dilindungi oleh buah dan letak bijinya yang langsung berada pada megastrobilus. Morfologi dari tumbuhan pinus daunnya berbentuk jarum, memiliki akar tunggang, batangnya berkayu dan sudah memilki xilem dan floem sehingga termasuk tumbuhan kormophyta serta batangnya tumbuh tegak, namun pinus belum mempunyai bunga sehingga alat perkembangbiakannya dengan calon bunga yang disebut strobilus. Strobilus ini ada strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan letaknya berada pada ujung apikal tanaman dan bentuknya kecil agak panjang, sedangkan strobilus betina terletak pada bagian aksilar atau ketiak daun dan bentuknya lebih lebar jika dibandingkan dengan strobilus jantan. Letak strobilus jantan yang lebih tinggi yaitu pada ujung tanaman ini dapat memudahkan tumbuhan pinus dalam proses penyerbukan.
Untuk tumbuhan berbiji tertutup dibedakan atas tumbuhan berbiji tertutup monokotil dan tumbuhan berbiji tertutup dikotil. Pada saat praktikum untuk tumbuhan berbiji tertutup monokotil dilakukan pengamatan pada rumput teki (Cyperus rotundus). Rumput teki ini termasuk dalam divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup), termasuk ke dalam golongan Liliopsida, ordo Cyperales, suku Cyperaceae dan termasuk ke dalam marga Cyperus. Pada rumput teki ini terdapat daun, batang dan akar. Daun pada rumput teki membentuk roset akar yang mana pangkal daunnya berkumpul di bawah dan pertulangan daunnya sejajar. Batangnya apabila dipotong melintang akan terlihat kalau batangnya berbentuk segitiga. Batangnya ada yang merambat dan ada juga yang tumbuh ke atas. Pada tumbuhan rumput teki yang masih muda, batang yang ke atas tidak kelihatan tapi kalau sudah menghasilkan bunga maka batang yang tumbuh ke atas akan terlihat. Bunga pada rumput teki termasuk bunga majemuk , disekitar bunga ada daun yang disebut dengan braktea. Sistem perakaran pada rumput teki adalah akar serabut.
Sedangkan untuk tumbuhan berbiji tertutup yang dikotil dilakukan pengamatan pada tumbuhan dari divisi Magnoliophyta dari golongan Magnoliopsida, dari ordo Ericales, suku Balsaminaseae dan termasuk marga Impatiens sehingga tumbuhan yang diamati adalah spesies Impatiens balsamina atau lebih sering dikenal dengan tumbuhan pacar air. Ketika dilakukan pengamatan terlihat adanya akar, batang, daun, bunga, buah dan bijinya. Akar pada tumbuhan pacar air adalah akar tunggang. Pacar air termasuk tanaman yang batangnya basah, lunak, bulat, bercabang dan warnanya hijau kekuningan serta batangnya berpembuluh. Daunnya tersebar dan bentuk daunnya lanset memanjang, pada pinggirnya bergerigi, ujungnya lancip dan bentuk tulang daunnya menyirip. Bunga pacar air yang diamati dengan mahkota yang berwarna pink. Tanaman ini sebenarnya memiliki beraneka ragam warna bunganya ada yang putih, merah, ungu, kuning,dll. Pada bunganya terlihat adanya putik dan benang sari dimana berfungsi dalam proses penyerbukan. Biji pada tanaman ini tertutup oleh buah sehingga termasuk tumbuhan berbiji tertutup.
Perbedaan antara Monokotil dan Dikotil
No.
Monokotil
Dikotil
1
Akarnya tersusun dalam sistem akar serabut
Akar tersusun sistem akar tunggang
2
Akar dan batang tidak berkambium
Akar dan batang berkambium
3
Jumlah anggota bunga ada 3 atau kelipatannya
Jumlah mahkota bungan 4,5 atau kelipatannya
4
Ujung akar dan batang lembaga dikelilingi oleh koleorhiza
Tidak mempunyai pelindung
5
Kaliptra mempunyai kaliptrogen
Tidak mempunyai kaliptrogen
6
Susunan tulang sejajar atau melengkung
Susunan tulang daun menyirip atau menjari
7
Biji berkeping satu
Biji berkeping dua
(Waluyo,2010:93).
Alat perkembangbiakan vegetati dan generatif pada biji tertutup adalah sebagai berikut :
-          Alat perkembangbiakan vegetatif pada biji tertutup
Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok yaitu Perkembangbiakan secara vegetatif alami dan vegetatif buatan.
===> Perkembangbiakan secara Vegetatif Alami
·         Spora. Spora memiliki inti sel yang berubah fungdi menjadi alat perkembangbiakan. Spora berbentuk seperti biji yang sangat kecil sehingga sulit terlihat oleh mata telanjang. Spora hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat yaitu mikroskop. Contoh tumbuhan spora adalah Lumut dan tumbuhan paku.
·         Umbi akar. Umbi akar adalah akar yang menggembung karena menyimpan makanan. Umbi ini kemudian dapat mengeluarkan tunas sebagai individu yang baru. Contohnya adalah wortel, bunga dahlia dll.
·         Umbi Batang. Yg dimaksud dengan Umbi batang adalah bagian batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan yang berbentuk zat tepung. Contohnya adalah kentang, ubi jalar, dll.
·         Umbi lapis. Umbi lapis memiliki struktur berlapis-lapis dan tunas dibagian tengahnya. contohnya adalah bawang-bawangan dan bunga tulip.
·         Akar tinggal atau Rhizoma. Rhizoma adalah batang yang tumbuh dan menjalar didalam tanah serta bentuknya bercabang-cabang. Contohnya adlah Kunyit, jahe, Bangle, lengkuas dan tebuh.
·         Geragih atau stolon. Geragih adalah batang beruas-ruas yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah, dan dari ruas-ruas tersebut bisa menumbuhkan tunas baru sebagai individu baru. Contohnya adalah tanaman pegagan, strawberry, semanggi dan lain-lain.
·         Tunas. Tunas berasal dari tumbuhan induk dan dan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru dengan cepat. Contohnya pisang, tebuh, pohon pinang dan bambu.
====> Perkembangbiakan secara Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan vegetatif buatan ditandai dengan adanya campur tangan manusia dalam proses perkembangbiakannya. ia memiliki beberapa keunggulan diantaranya tanaman baru yang dihasilkan cepat berbuah atau memberikan hasil serta sifatnya sama atau bahkan lebih bagus dari tanaman indukannya. Berikut ini beberapa cara perkembangbiakan vegetatif buatan:
·               Mencangkok. Mencangkok adalah proses menumnbuhkan akar dari batan
         tanaman yang berada di atas tanah agar dapat ditanam menjadi tanaman baru. Proses inilah yang paling sering dilakukan khususnya untuk tanaman buah sehingga proses pembuahan bisa terjadi dengan cepat dan hasilnya banyak dan besar. Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada jenis tumbuhan yang berkambium atau tumbuhan dikotil. COntohnya adalah rambutan, mangga, jeruk, jambu dan sejenisnya.
·               Menempel atau Okulasi. Okulasi adalah proses menempelkan tunas dari suatu tanaman ke tanaman lain. Contohnya adalah okulasi pada tanaman durian dan jeruk.
·               Menyambung atau Kopulasi atau Enten. Proses Enten dilakukan dengan cara menyambung batang bawah suatu tanaman ke batang atas tanaman lain sehingga diperoleh tanaman baru. Tanaman yang biasa disambung adlah jenis tanaman yang masih dalam rumpun keluarga. MIsalnya durian yang lama tumbuh dibandingkan dengan Lai. Maka supaya cepat tumbuh dan berbuah, tunas durian disambungkan dengan pokok lai.
·               Menyetek atau Stek. Menyetek adalah proses menanam sebagian potongan atau bagian tubuh dari tanaman tersebut baik berupa cabang ataupun batang. Bagian tanaman yang distek harus memiliki ruas atau mata tunas sehingga dapat tumbuh tanaman baru. Contohnya adalah tebu, singkong dan bunga mawar.
·               Merunduk. Merunduk adalah proses membengkokkan bagian tanaman berupa dahan atau ranting ke dalam tanah lalu ditimbun. Bagian yang ditimbun ini natinya akan mengeluarkan akar, dan setelah akar dirasa cukup banyak, dahan atau ranting tersebut dapat dipotong dan dipindahkan sebagai tanaman baru. Contohnya adalah tanaman selada, anyelir, amanda dll.




Bagan antara tumbuhan paku dan tumbuhan lumut adalah sebagai berikut :
Tumbuhan paku
Tumbuhan lumut
Sudah memiliki akar, batang dan daun dengan jelas.
Struktur akar, batang dan daun masih sangat sederhana.
Alat perkembangbiakannya berupa sporangium.
Alat perkembangbiakannya dengan gametanium, yaitu arkegonium dan anteredium.
Memiliki xylem dan floem.
Tidak memiliki xylem dan floem.
Bereproduksi secara seksual.
Bereproduksi dangan dua fase, yaitu fase gametofit dan fase sporofit.
Daunnya majemuk dan tersusun menyirip.
Daunnya sempit, kecil dan panjang dan tersusun jala.
Memiliki kloroplas.
Memiliki kloroplas.
Beradaptasi di darat dan di perairan (lembab).

Beradaptasi di lingkungan yang tidak terlalu basah.

Mekanisme terbentuknya tumbuhan paku dewasa :
·         Mekanisme pada tumbuhan paku dewasa
Pada tumbuhan paku, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam antheridium dan gamet betina berlangsung di dalam arkegonium. Jika kedua gamet jantan membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatuf (aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet, maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit. Demikian seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.
·         Mekanisme pada tumbuhan lumut dewasa
      Pada tumbuhan lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual berlangsung melalui suatu proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam metagenesis, terjadi pergiliran keturunan antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Ketika ada spora yang jatuh pada tempat yang sesuai, maka spora tadi akan tumbuh menjadi protonema. Protonema tadi akan segera tumbuh menjadi tumbuhan lumut dewasa yang akan menghasilkan gamet jantan, yaitu anteridium yang akan menghasilkan spermatozoid dan juga menghasilkan gamet betina, yaitu arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Apabila terjadi fertilisasi antara spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk zigot, zigot tadi akan segera berkembang menjadi sporogonium yang akan menghasilkan spora. Spora yang dihasilkan sporogonium akan membelah dan akan keluar serta tumbuh lagi menjadi protonema.



VIII.            KESIMPULAN
Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta. Tumbuhan yang paling rendah tingkatannya adalah Thallophyta dan yang paling tinggi tingkatannya adalah Spermathophyta. Berikut ini adalah struktur morfologi dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi, antara lain:
  • Tumbuhan thallophyta yang terdiri atas: dinding sel, sitoplasma, inti sel, dan kloroplast.
  • Tumbuhan bryophyta yang terdiri atas: rhizoid, batang, daun dan sporogonium.
  • Tumbuhan pterydophyta yang terdiri atas: akar, batang, daun dan sporangium.
  • Tumbuhan spermathophyta yang terdiri atas:
  • Monokotil (berkeping satu), mempunyai ciri-ciri: Biji berkecambah dengan satu daun lembaga,  tulang daun sejajar atau melengkung, batang beruas dan tidak bercabang dan tidak membesar karena tidak mempunyai kambium, berakar serabut, mahkota dan kelopak bunga  berjumlah 3 atau kelipatannya.
  • Dikotil (berkeping dua) mempunyai ciri: tulang daun biasanya menyirip dan menjari, batang bercabang dan berkambium sehingga dapat membesar, letak pembuluh pengangkutnya teratur membentuk lingkaran, berakar tunggang, bunga terdiri dari dari mahkota (biasanya berjumlah 2, 4, 5 atau kelipatannya), kelopak, putik, dan benang sari.










DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Neil. A dan Jane B. Reece.2012.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Jasin,Maskoeri.1989.Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya : Sinar Wijaya
Kimball,John W .1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa
Waluyo,Joko dkk.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej
Waluyo,Joko.2010.Biologi Umum. Jember : unej
Yatim,Wildan. 1987. Biologi. Bandung : Tarsito

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar