I.
JUDUL : KEANEKARAGAMAN ORGANISME TUMBUHAN
II.
TUJUAN
Setelah selesai praktikum mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai ketingkat tinggi
Setelah selesai praktikum mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah sampai ketingkat tinggi
III.
DASAR TEORI
Semua anggota kingdom Plantae(tumbuh-tumbuhan) bersifat
multiseluler, eukariotik, sel-sel dan jaringannya mengalami spesialisasi,
nonmotil(sesil), autotrof fotosintetik, embrio multiseluler berkembang di dalam
jaringan gametofit multiseluler dan semua tumbuhan memiliki pergiliran turunan
yaitu antara generasi saprofit yang bersifat diploid(2n) dengan generasi gametofit
yang bersifat haploid(n).
Dunia tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tidak berpambuluh
(Thallophyta) terdiri atas lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh (Thacheophyta)
terdiri atas tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Ciri tumbuhan tidak
berpembuluh, yaitu tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Dan ciri dari
tumbuhan berpembuluh atau tumbuhan tingkat tinggi memiliki akar, batang,
dan daun sejati (Loveles, 2001: 52).
Dilihat dari ciri-ciri karakteristik morfologi, dunia
tumbuhan dikelompokkan menjadi dua, yaitu tumbuhan yang tidak berpembuluh dan
tumbuhan yang berpembuluh.
a.
Tumbuhan yang tidak berpembuluh
1. Thallophyta
Tumbuhan tidak berpembuluh pada
umumnya berukuran kecil, strukturnya sederhana berbentuk thalus. Sel yang
menyusun tubuh telah memperlihatkan deferensiasi yang jelas, dalam
protoplasmanya tampak nyata. Plastid yang terdiri dari selulosa dan dalam
sitoplasma ada yang menggunakan klorofil atau yang tidak. Umumnya multiseluler
tapi ada yang uniseluler, hidup di daerah yang lembab dan bereproduksi dengan
menggunakan spora (Waluyo,2010:88).
Tumbuhan tidak berpembuluh dibedakan
menjadi 4 kelompok yaitu Ganggang (alga), alga yang termasuk kelas ini
memiliki inti yang sempurna artinya asa selaput sehingga alga biru dipisahkan
dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan thalus yang hidup di air tawar atau
laut dan tempat yang lembab. Dalam plastid terdapat zat warna derifat klorofil
(a, b atau keduanya). Selain itu ada zat warna lain berupa fikosianin, fikoeritrin, fukosatin, karoten. Ada
empat filum yang termasuk kelas ini yaitu alga merah, alga hijau, alga pirang
dan alga coklat (Waluyo,2010:88).
2.
Tumbuhan Lumut ( Bryophyta )
Tumbuhan
lumut yang
biasa kita lihat itu adalah tumbuhan penghasil gamet(gametofit). Anteridium dan
arkegonium pada batang tersendiri, meskipun mungkin rhizoid bersatu. Gamet
jantan dan betina bersatu, zigot tumbuh menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan
sporangium, di dalamnya dibentuk spora. Tersebar tumbuh menjadi gametofit baru.
Seperti halnya paku, gamet jantan mencari gamet betina dalam medium air. Itulah
sebabnya maka lumut dan paku dikenal sebagai tumbuhan air, membutuhkan substrat
air dalam pembiakan (Yatim,1987:259).
Tumbuhan
lumut dibedakan
dalam dua kelas yaitu Hepaticae(lumut hati), dalam tubuh lumut hati
terdapat tempat penyimpanan air. Sebagian besar dari lumut hati mempunyai tubuh
yang tipis seperti kulit yang tumbuh memipih rata di atas medium tanahnya. Musci(lumut
daun), tubuhnya terdiri dari puncak tegak dengan beberapa anak daun yang amat
kecil tersusun dalam pilian. Lumut daun tumbuh diberbagai tempat seperti tempat
yang kering . lumut daun membentuk badan-badan yang berupa bantalan sedangkan
yang hidup di tanah hutan membentuk lapisan seperti babut tetapi jarang hidup
di air sehingga memperlihatkan struktur yang bermacam-macam (Waluyo,2010:90).
3.
Lumut Kerak ( Linchen )
Organisme ini adalah kumpulan fungi dan alga tapi merupakan
satu kesatuan. Hidup secara autotrof. Linchen hidup sebagai epifet. Alga yang
menyusun linchen disebut godium. Pada linchen terjadi simbiosis mutualisme pada
permukaan saja tetapi akhirnya alga diperalat fungi (simbiosis hilotime).
Linchen berkembang biak dengan vegetatif karena bila bagian talus terpisah
tumbuh sebagai individu baru (Waluyo,2010:89).
Di
Indonesia lumut kerak tersebar luas lebih dari 1.000 jenis yang diketahui dari
sekitar 2.500 jenis yang ada. Biasanya tanaman simbiosis ini hidup menempel
pada kulit batang tanaman, dan dapat hidup di tempat lembab, karena alga
memerlukan air untuk fotosintesis (Wildan. 2011).
b.
Tumbuhan yang berpembuluh
Pada
tumbuhan berpembuluh sudah terdapat akar, batang, daun yang sejati. Pada
umumnya tumbuhan berpembuluh ini memiliki zat hijau daun atau klorofil sehingga
dapat melakukan proses fotosintesis.
Tumbuhan
yang berpembuluh atau Tracheophyta dapat dibedakan menjadi tumbuhan paku (Pterydophyta), mempunyai kormus artinya tubuhnya
dapat dibedakan antara akar, batang, daun tapi belum menghasilkan biji. Tiap
bagian tubuh tersusun atas sel-sel yang telah terdeferensiasi sehingga terdapat
berkas pengangkutan berupa floem dan xilem, jaringan pelindung penunjang dan
pembiakan. Alat perkembangbiakan berupa spora. Sporangium dan sporanya
terbentuk pada ketiak daun, langsung terbentuk pada tunas. Daun yang mempunyai
sporangium disebut sporofil.
Tumbuhan biji (Spermatophyta) merupakan tumbuhan
berbunga dan menghasilkan biji sebagai alat berkembangbiak. Tubuh terdiri atas
akar, batang, daun dan bunga. Bila bunga mengalami penyerbukan maka akan
terbentuk buah yang di dalamnya terkandung biji. Biji tersebut akan tumbuh
menjadi individu baru. Tumbuhan biji tersebut dibagi menjadi dua divisi
baru yang terdiri
atas dua kelas yaitu tumbuhan berbji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae).
1. Tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae)
Dengan ciri-ciri yaitu berakar tunggang, berdaun sempit,
tebal dan kaku. Batang dan akar berkambium, akar berkaliptra, batas antara
ujung akar dan kaliptra tidak jelas terdiri dari tiga kelas yaitu cycadinae,
coniferinae, gnitinae. Contohnya pakis haji dan gnetum gnemon. Batang tua dan batang muda tidak
mempunyai floeterma atau sarung tepung, yaitu endodermis yang mengandung zat
tepung. Pembuahan tunggal dan selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan
relatif lama. Berkas pembuluh angkut belum berfungsi secara sempurna berupa
trakeid. Yang termasuk golongan ini adalah Cycas rumphii (pakis haji), Ginkgo
opsida (ginkgo) (Rahmat. 2010).
2. Tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan berbiji tertutup sendiri dibagi menjadi dua
golongan, yaitu tumbuhan dikotol dan tumbuhan monokotil. Tumbuhan angiospermae mempunyai ciri-ciri
morfologi yaitu, mempunyai
bunga yang sesungguhnya, bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan daun yang
bervariasi, bakal biji tidak tampak terlindung dalam daun buah atau putik,
terjadi pembuahan ganda, pembentukan embrio dan endosperma yang berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan.
Angiospermae dibedakan menjadi dua kelas berdasarkan keping biji (kotiledon),
adalah sebagai berikut :
·
Monokotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji
tunggal.
·
Dikotiledon, yaitu tumbuhan yang mempunyai keping biji dua (Rahmat.
2010).
Perbedaan
Tumbuhan Dikotil Dan Monokotil dilihat dari akarnya :
1. Tumbuhan dikotil:
-
Akar tersusun dalam akar tunggang yang kokoh.
-
Ujung akar tidak diliputi oleh selaput pelindung
2. Tumbuhan monokotil :
-
Akar tersusun dalam akar serabut yang kurang kokoh.
-
Ujung akar lembaga dan pucuk lembaga dilindungi oleh suatu
sarung yang masing-masing disebut koleorhiza dan koleoptil (Yuliana, 2009:
109).
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan
Monokotil dilihat dari kambiumnya :
1. Tumbuhan Dikotil
-
Akar dan batang berkambium sehingga dapat mengadakan
pertumbuhan membesar dan melebar serta meninggi.
2.
Tumbuhan Monokotil
-
Akar dan batang tidak berkambium sehingga tidak dapat
mengadakan pertumbuhan melebar dan membesar yang ada hanyalah pertumbuhan
meninggi (Yuliana, 2009: 110).
Perbedaan Tumbuhan
Dikotil Dan Monokotil dilihat dari batangnya
:
1. Tumbuhan
Dikotil
-
Batang bercabang-cabang.
2.
Tumbuhan Monokotil
-
Batang tidak bercabang-cabang (Yuliana, 2009: 110).
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan
Monokotil dilihat dari daunnya :
1.
Tumbuhan Dikotil
-
Pertulangan daun menyirip atau menjari.
2.
Tumbuhan monokotil
-
Pertulangan daun sejajar atau melengkung (Yuliana, 2009:
111).
Perbedaan Tumbuhan
Dikotil Dan Monokotil dilihat dari bijinya :
1. Tumbuhan dikotil
-
Biji yang berkecambah berbelah dua dan memperlihatkan dua
daun lembaga (biji berkeping dua).
2. Tumbuhan monokotil
-
Biji yang berkecambah tetap utuh dan tidak membelah (biji
berkeping satu) (Yuliana, 2009: 111).
Perbedaan Tumbuhan
Dikotil Dan Monokotil dilihat dari pembuluh angkutnya :
1. Tumbuhan Dikotil
-
Berkas pembuluh angkut teratur dalam lingkaran/cincin.
2. Tumbuhan Monokotil
-
Berkas pembuluh angkut tidak teratur (Yuliana, 2009: 112).
Perbedaan Tumbuhan Dikotil Dan
Monokotil dilihat dari bunganya :
1.
Tumbuhan dikotil
-
Jumlah bagian-bagian bunga 4, 5, atau kelipatannya.
2. Tumbuhan monokotil
-
Jumlah bagian-bagian bunga biasanya 3 atau kelipatannya
(Waluyo, 2006: 115).
IV.
ALAT DAN BAHAN
Alat
a.
Mikroskop
b.
Loupe
c.
Pinset
d.
Jarum pentul
e.
Silet
1.
Bahan
a.
Preparat awetan
alga
b.
Tumbuhan lumut
daun
c.
Tumbuhan
paku-pakuan
d.
Tumbuhan berbiji
terbuka (Pinus sp.)
e.
Tumbuhan berbiji
tertutup monokotil (rumput teki)
f.
Tumbuhan berbiji
tertutup dikotil (pacar air)
V.
LANGKAH KERJA
a.
Preparat awetan alga
b.
Tumbuhan lumut daun
c.
Tumbuhan
paku-pakuan
d.
Tumbuhan
berbiji terbuka (Pinus sp.)
e.
Tumbuhan berbiji
tertutup monokotil (rumput teki)
f.
Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air)
VI.
HASIL PENGAMATAN
·
Preparat awetan
alga
Gambar :
|
Keterangan :
1. Dinding sel
2.
Sitoplasma
3.
Inti sel
4.
Kloroplas
|
·
Tumbuhan lumut
daun
Gambar :
|
Keterangan :
1.
Rhizoid
2.
Batang
3.
Daun
4.
Sporangium
|
·
Tumbuhan
paku-pakuan
Gambar :
|
Keterangan :
1.
Akar
2.
Batang
3.
Daun
4.
Sporangium
|
·
Tumbuhan berbiji
terbuka
Gambar :
|
Keterangan :
1.
Akar
2.
Batang
3.
Daun
4.
Strobilus
|
·
Tumbuhan berbiji
tertutup monokotil (rumput teki)
Gambar :
|
Keterangan :
1.
Akar
2.
Batang
3.
Daun
4.
Bunga
5.
Buah/biji
(jika ada)
|
·
Tumbuhan berbiji
tertutup dikotil (pacar air)
Gambar :
|
Keterangan :
1.
Akar
2.
Batang
3.
Daun
4.
Bunga
§ Kelopak
§ Mahkota
§ Putik
§ Benang sari
5.
Buah
6.
Biji
7.
Warna
mahkota
……………..
8.
Duduk
daun
……………..
|
|
VII.
PEMBAHASAN
Pada hasil pengamatan dari beberapa
jenis tumbuhan, pada tumbuha alga memiliki bagian-bagian yaitu,
dinding sel yang berfungsi untuk memberi bentuk sel dan sebagai pelindung sel,
sitoplasma yang berfungsi sebagai tempat terjadinya atau berlangsungnya
metabolism sel (Soemarwoto, 1980 : 155), inti sel yang merupakan organ terbesar
sel didalamnya terdapat nucleus, kloroplas yang berfungsi sebagai zat hijau
daun pada tumbuhan.
Pada tumbuhan lumut yang termasuk
dalam divisi Bryophyta karena tumbuhan lumut masih berupa talus yaitu
tumbuhan yang akar, batang dan daunnya belum sejati. Lumut yang diamati
termasuk kedalam golongan Musci(lumun daun), termasuk dalam suku Politrichaceae
dan dari marga Poganatum. Sehingga lumut daun yang diamati ini dari
spesies atau jenis Poganatum sp. Ketika dilakukan pengamatan, lumut ini
telah memilki organ yang menyerupai akar, batang dan daun yang belum sempurna.
Tapi ada yang sudah mempunyai daun, batang dan akar yang disebut dengan
rhizoid. Rhizoid ini berfungsi untuk menempelkan tubuhnya pada dimana lumut itu
hidup. Batang pada lumut daun belum sejati dan daunnya berwarna hijau yang
menandakan terdapat klorofil sehingga lumut bisa melakukan fotosintesis.
Tumbuhan lumut daun termasuk tumbuhan tidak berpembuluh sehingga tidak memiliki
xilem dan floem. Pada tumbuhan lumut terdapat sporogonium yaitu kotak spora
yang merupakan tempat pembentukan spora. Sporogonium ini dihasilkan pada fase
sporofit yaitu dimana bisa menghasilkan spora. Kemudian spora ini menjadi alat
perkembangbiakan pada lumut yang menghasilkan sel gamet jantan pada anteridium
dan sel gamet betina pada arkegonium. Pada saat menghasilkan gamet tersebut,
tumbuhan lumut daun mengalami fase gametofit. Sehingga pada lumut terdapat dua
fase yaitu fase gametofit dan fase sporofit.
Bila dibandingkan dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah
memilki xilem dan floem karena tumbuhan paku termasuk tumbuhan berpembuluh
sehingga termasuk ke dalam divisi Pteridophyta. Pada morfologi daun
tumbuhan paku yang diamati terlihat lebih lebar dari pada tumbuhan paku yang
lainnya sehingga tumbuhan paku yang diamati tersebut termasuk golongan Pteridopsida,
termasuk bangsa Polypodiales, suku Lomariopsidaceae dan termasuk
marga Nephrolepis sehingga tumbuhan yang diamati termasuk jenis Nephrolepis
biserrata. Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang dan daun yang
sesungguhnya sehingga tumbuhan paku ini termasuk ke dalam kelompok kormophyta.
Namun tumbuhan paku ini masih termasuk tumbuhan tingkat rendah karena belum
memilki bunga dan belum menghasilkan biji. Akar tumbuhan paku berupa akar
serabut. Batang tumbuhan paku(rhizoma) terdapat dibawah tanah, batang tersebut
tumbuhnya mendatar di bawah atau ada di atas permukaan tanah. Daun tumbuhan
paku berwarna hijau karena banyak mengandung klorofil dan pada umumnya
merupakan daun majemuk yang berbentuk menyirip. Pada tumbuhan paku juga
terdapat sporangium yang didalamnya terdapat spora, pada fase ini disebut
dengan fase sporofit. Ketika spora pada sporangium tersebut jatuh pada tempat
yang cocok maka akan tumbuh dan membentuk protalium yang mengandung sel kelamin
jantan dan betina, yang mana protalium ini merupakan fase gametofit pada
tumbuhan paku. Letak sporangium pada tumbuhan paku yang diamati terdapat pada
bagian bawah daun. Kumpulan dari beberapa sporangium disebut dengan sorus. Fase
sporofit pada tumbuhan paku lebih dominan dari pada fase gametofitnya karena
gametofitnya merupakan protalus yang berupa protalium.
Salah satu tumbuhan Gymnospermae
yang diamati pada saat praktikum adalah tumbuhan pinus. Pinus yang termasuk
divisi Coniferophyta(tumbuhan konifer) yaitu tumbuhan yang memiliki
runjung pengangkut. Termasuk ke dalam golongan Pinopsida, ordo
Pinales, suku Pinaceae dan termasuk marga Pinus sehingga
pinus terkenal dengan Pinus merkusii. Tumbuhan pinus ini termasuk ke
dalam tumbuhan berbiji terbuka karena bakal bijinya tidak dilindungi oleh buah
dan letak bijinya yang langsung berada pada megastrobilus. Morfologi dari
tumbuhan pinus daunnya berbentuk jarum, memiliki akar tunggang, batangnya
berkayu dan sudah memilki xilem dan floem sehingga termasuk tumbuhan kormophyta
serta batangnya tumbuh tegak, namun pinus belum mempunyai bunga sehingga alat
perkembangbiakannya dengan calon bunga yang disebut strobilus. Strobilus ini
ada strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan letaknya berada pada ujung
apikal tanaman dan bentuknya kecil agak panjang, sedangkan strobilus betina
terletak pada bagian aksilar atau ketiak daun dan bentuknya lebih lebar jika
dibandingkan dengan strobilus jantan. Letak strobilus jantan yang lebih tinggi
yaitu pada ujung tanaman ini dapat memudahkan tumbuhan pinus dalam proses
penyerbukan.
Untuk tumbuhan berbiji tertutup
dibedakan atas tumbuhan berbiji tertutup monokotil dan tumbuhan berbiji
tertutup dikotil. Pada saat praktikum untuk tumbuhan berbiji tertutup monokotil
dilakukan pengamatan pada rumput teki (Cyperus rotundus). Rumput teki
ini termasuk dalam divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup),
termasuk ke dalam golongan Liliopsida, ordo Cyperales, suku
Cyperaceae dan termasuk ke dalam marga Cyperus. Pada rumput teki ini
terdapat daun, batang dan akar. Daun pada rumput teki membentuk roset akar yang
mana pangkal daunnya berkumpul di bawah dan pertulangan daunnya sejajar.
Batangnya apabila dipotong melintang akan terlihat kalau batangnya berbentuk
segitiga. Batangnya ada yang merambat dan ada juga yang tumbuh ke atas. Pada
tumbuhan rumput teki yang masih muda, batang yang ke atas tidak kelihatan tapi
kalau sudah menghasilkan bunga maka batang yang tumbuh ke atas akan terlihat.
Bunga pada rumput teki termasuk bunga majemuk , disekitar bunga ada daun yang
disebut dengan braktea. Sistem perakaran pada rumput teki adalah akar
serabut.
Sedangkan untuk tumbuhan berbiji tertutup yang dikotil
dilakukan pengamatan pada tumbuhan dari divisi Magnoliophyta dari
golongan Magnoliopsida, dari ordo Ericales, suku Balsaminaseae
dan termasuk marga Impatiens sehingga tumbuhan yang diamati adalah
spesies Impatiens balsamina atau lebih sering dikenal dengan tumbuhan
pacar air. Ketika dilakukan pengamatan terlihat adanya akar, batang, daun,
bunga, buah dan bijinya. Akar pada tumbuhan pacar air adalah akar tunggang.
Pacar air termasuk tanaman yang batangnya basah, lunak, bulat, bercabang dan
warnanya hijau kekuningan serta batangnya berpembuluh. Daunnya tersebar dan
bentuk daunnya lanset memanjang, pada pinggirnya bergerigi, ujungnya lancip dan
bentuk tulang daunnya menyirip. Bunga pacar air yang diamati dengan mahkota
yang berwarna pink. Tanaman ini sebenarnya memiliki beraneka ragam warna
bunganya ada yang putih, merah, ungu, kuning,dll. Pada bunganya terlihat adanya
putik dan benang sari dimana berfungsi dalam
proses penyerbukan. Biji pada tanaman ini tertutup oleh buah sehingga termasuk
tumbuhan berbiji tertutup.
Perbedaan
antara Monokotil dan Dikotil
No.
|
Monokotil
|
Dikotil
|
1
|
Akarnya tersusun dalam sistem akar
serabut
|
Akar tersusun sistem akar tunggang
|
2
|
Akar dan batang tidak berkambium
|
Akar dan batang berkambium
|
3
|
Jumlah anggota bunga ada 3 atau
kelipatannya
|
Jumlah mahkota bungan 4,5 atau
kelipatannya
|
4
|
Ujung akar dan batang lembaga
dikelilingi oleh koleorhiza
|
Tidak mempunyai pelindung
|
5
|
Kaliptra mempunyai kaliptrogen
|
Tidak mempunyai kaliptrogen
|
6
|
Susunan tulang sejajar atau
melengkung
|
Susunan tulang daun menyirip atau
menjari
|
7
|
Biji berkeping satu
|
Biji berkeping dua
|
(Waluyo,2010:93).
Alat perkembangbiakan vegetati dan generatif pada biji
tertutup adalah sebagai berikut :
-
Alat perkembangbiakan vegetatif pada biji tertutup
Perkembangbiakan
vegetatif pada tumbuhan dibagi menjadi dua kelompok yaitu Perkembangbiakan
secara vegetatif alami dan vegetatif buatan.
===> Perkembangbiakan secara Vegetatif Alami
===> Perkembangbiakan secara Vegetatif Alami
·
Spora. Spora memiliki inti sel yang berubah
fungdi menjadi alat perkembangbiakan. Spora berbentuk seperti biji yang sangat
kecil sehingga sulit terlihat oleh mata telanjang. Spora hanya bisa dilihat
dengan menggunakan alat yaitu mikroskop. Contoh tumbuhan spora adalah Lumut dan
tumbuhan paku.
·
Umbi akar. Umbi akar adalah akar yang
menggembung karena menyimpan makanan. Umbi ini kemudian dapat mengeluarkan
tunas sebagai individu yang baru. Contohnya adalah wortel, bunga dahlia dll.
·
Umbi Batang. Yg dimaksud dengan Umbi batang
adalah bagian batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan yang
berbentuk zat tepung. Contohnya adalah kentang, ubi jalar, dll.
·
Umbi lapis. Umbi lapis memiliki struktur
berlapis-lapis dan tunas dibagian tengahnya. contohnya adalah bawang-bawangan
dan bunga tulip.
·
Akar tinggal atau Rhizoma. Rhizoma
adalah batang yang tumbuh dan menjalar didalam tanah serta bentuknya
bercabang-cabang. Contohnya adlah Kunyit, jahe, Bangle, lengkuas dan tebuh.
·
Geragih atau stolon. Geragih
adalah batang beruas-ruas yang tumbuh menjalar di atas permukaan tanah, dan
dari ruas-ruas tersebut bisa menumbuhkan tunas baru sebagai individu baru.
Contohnya adalah tanaman pegagan, strawberry, semanggi dan lain-lain.
·
Tunas. Tunas berasal dari tumbuhan induk
dan dan dapat tumbuh menjadi tumbuhan baru dengan cepat. Contohnya pisang,
tebuh, pohon pinang dan bambu.
====> Perkembangbiakan
secara Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan vegetatif buatan
ditandai dengan adanya campur tangan manusia dalam proses perkembangbiakannya.
ia memiliki beberapa keunggulan diantaranya tanaman baru yang dihasilkan cepat
berbuah atau memberikan hasil serta sifatnya sama atau bahkan lebih bagus dari
tanaman indukannya. Berikut ini beberapa cara perkembangbiakan vegetatif
buatan:
·
Mencangkok. Mencangkok adalah proses
menumnbuhkan akar dari batan
tanaman
yang berada di atas tanah agar dapat ditanam menjadi tanaman baru. Proses
inilah yang paling sering dilakukan khususnya untuk tanaman buah sehingga
proses pembuahan bisa terjadi dengan cepat dan hasilnya banyak dan besar.
Proses mencangkok hanya dapat dilakukan pada jenis tumbuhan yang berkambium
atau tumbuhan dikotil. COntohnya adalah rambutan, mangga, jeruk, jambu dan
sejenisnya.
·
Menempel atau Okulasi. Okulasi
adalah proses menempelkan tunas dari suatu tanaman ke tanaman lain. Contohnya
adalah okulasi pada tanaman durian dan jeruk.
·
Menyambung atau Kopulasi atau Enten. Proses Enten
dilakukan dengan cara menyambung batang bawah suatu tanaman ke batang atas
tanaman lain sehingga diperoleh tanaman baru. Tanaman yang biasa disambung adlah
jenis tanaman yang masih dalam rumpun keluarga. MIsalnya durian yang lama
tumbuh dibandingkan dengan Lai. Maka supaya cepat tumbuh dan berbuah, tunas
durian disambungkan dengan pokok lai.
·
Menyetek atau Stek. Menyetek
adalah proses menanam sebagian potongan atau bagian tubuh dari tanaman tersebut
baik berupa cabang ataupun batang. Bagian tanaman yang distek harus memiliki
ruas atau mata tunas sehingga dapat tumbuh tanaman baru. Contohnya adalah tebu,
singkong dan bunga mawar.
·
Merunduk. Merunduk adalah proses
membengkokkan bagian tanaman berupa dahan atau ranting ke dalam tanah lalu
ditimbun. Bagian yang ditimbun ini natinya akan mengeluarkan akar, dan setelah
akar dirasa cukup banyak, dahan atau ranting tersebut dapat dipotong dan
dipindahkan sebagai tanaman baru. Contohnya adalah tanaman selada, anyelir,
amanda dll.
Bagan antara tumbuhan paku dan tumbuhan lumut
adalah sebagai berikut :
Tumbuhan paku
|
Tumbuhan lumut
|
Sudah
memiliki akar, batang dan daun dengan jelas.
|
Struktur
akar, batang dan daun masih sangat sederhana.
|
Alat perkembangbiakannya berupa sporangium.
|
Alat
perkembangbiakannya dengan gametanium, yaitu arkegonium dan anteredium.
|
Memiliki xylem dan floem.
|
Tidak
memiliki xylem dan floem.
|
Bereproduksi secara seksual.
|
Bereproduksi dangan dua fase, yaitu fase gametofit
dan fase sporofit.
|
Daunnya
majemuk dan tersusun menyirip.
|
Daunnya sempit, kecil dan panjang dan tersusun jala.
|
Memiliki
kloroplas.
|
Memiliki kloroplas.
|
Beradaptasi
di darat dan di perairan (lembab).
|
Beradaptasi di lingkungan yang tidak terlalu basah.
|
Mekanisme
terbentuknya tumbuhan paku dewasa :
·
Mekanisme pada tumbuhan paku dewasa
Pada
tumbuhan paku, pembentukan gamet jantan berlangsung di dalam antheridium dan
gamet betina berlangsung di dalam arkegonium. Jika kedua gamet jantan
membuahi gamet betina, maka akan terbentuk zigot. Zigot tumbuh menjadi
individu yang menghasilkan spora. Generasi ini disebut fase vegetatuf
(aseksual) atau sporofit. Spora yang jatuh di tempat yang sesuai akan tumbuh
menjadi individu baru yang menghasilkan gamet. Karena menghasilkan gamet,
maka generasi ini disebut fase generatif (seksual) atau gametofit. Demikian
seterusnya terjadi pergiliran keturunan antara fase gametofit dan sporofit.
·
Mekanisme pada tumbuhan lumut dewasa
Pada tumbuhan
lumut, proses reproduksi baik secara seksual dan aseksual berlangsung melalui
suatu proses yang disebut sebagai metagenesis. Dalam metagenesis, terjadi
pergiliran keturunan antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit
(n). Ketika ada spora yang jatuh pada tempat yang sesuai, maka spora tadi
akan tumbuh menjadi protonema. Protonema tadi akan segera tumbuh menjadi
tumbuhan lumut dewasa yang akan menghasilkan gamet jantan, yaitu anteridium
yang akan menghasilkan spermatozoid dan juga menghasilkan gamet betina, yaitu
arkegonium yang akan menghasilkan ovum. Apabila terjadi fertilisasi antara
spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk zigot, zigot tadi akan segera
berkembang menjadi sporogonium yang akan menghasilkan spora. Spora yang
dihasilkan sporogonium akan membelah dan akan keluar serta tumbuh lagi
menjadi protonema.
|
VIII.
KESIMPULAN
Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta. Tumbuhan yang paling rendah tingkatannya adalah Thallophyta dan yang paling tinggi tingkatannya adalah Spermathophyta. Berikut ini adalah struktur morfologi dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi, antara lain:
Dunia tumbuhan dikelompokkan menjadi Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta dan Spermatophyta. Tumbuhan yang paling rendah tingkatannya adalah Thallophyta dan yang paling tinggi tingkatannya adalah Spermathophyta. Berikut ini adalah struktur morfologi dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi, antara lain:
- Tumbuhan thallophyta yang terdiri atas: dinding sel, sitoplasma, inti sel, dan kloroplast.
- Tumbuhan bryophyta yang terdiri atas: rhizoid, batang, daun dan sporogonium.
- Tumbuhan pterydophyta yang terdiri atas: akar, batang, daun dan sporangium.
- Tumbuhan spermathophyta yang terdiri atas:
- Monokotil (berkeping satu), mempunyai ciri-ciri: Biji berkecambah dengan satu daun lembaga, tulang daun sejajar atau melengkung, batang beruas dan tidak bercabang dan tidak membesar karena tidak mempunyai kambium, berakar serabut, mahkota dan kelopak bunga berjumlah 3 atau kelipatannya.
- Dikotil (berkeping dua) mempunyai ciri: tulang daun biasanya menyirip dan menjari, batang bercabang dan berkambium sehingga dapat membesar, letak pembuluh pengangkutnya teratur membentuk lingkaran, berakar tunggang, bunga terdiri dari dari mahkota (biasanya berjumlah 2, 4, 5 atau kelipatannya), kelopak, putik, dan benang sari.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,Neil. A dan Jane B.
Reece.2012.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Jasin,Maskoeri.1989.Sistematika
Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya : Sinar Wijaya
Kimball,John W .1983. Biologi
Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan
Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa
Waluyo,Joko dkk.2013.Petunjuk
Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej
Waluyo,Joko.2010.Biologi Umum.
Jember : unej
Yatim,Wildan. 1987. Biologi.
Bandung : Tarsito
Tidak ada komentar:
Posting Komentar